Fakta-fakta di Balik Tutupnya Seluruh Gerai Giant

Diketahui jika Giant menutup usaha semata-mata dikarenakan faktor bisnis.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Agu 2021, 14:43 WIB
Petugas merapikan troly di Gerai Giant Extra Waru Sidoarjo, Kamis (25/7/2019). Giant yang merupakan salah satu unit bisnis dari PT Hero Supermarket Tbk (Hero Group) meluncurkan program Harga Teman dengan penawaran 800 produk favorit dan bervariatif dengan harga murah. (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta Seluruh gerai supermarket Giant resmi ditutup per 1 Agustus 2021. Dipastikan PT Hero Supermarket (HERO Group), seluruh gerai tersebut tak akan lagi beroperasi seperti biasanya.

Ritel Giant telah jadi pilihan banyak orang untuk mendapatkan berbagai kebutuhan hariannya. Sebelumnya manajemen perusahaan telah mengumumkan penutupan seluruh gerai Giant Pada Mei 2021 lalu.

Berikut ini sederet fakta terkait Giant ditutup yang dirangkum Liputan6.com.

1. Berikan Kompensasi Sesuai UU Cipta Kerja

Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket, Diky Risbianto mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan seluruh pekerja terkait penutupan seluruh gerai Giant ini.

"Yang dapat kami pastikan adalah kami telah mengomunikasikan hal ini secara jelas kepada tiap karyawan kami," kata dia kepada Liputan6.com, Sabtu (31/7/2021).

Selain itu, lanjut Diky, manajemen juga memperlakukan seluruh pekerja secara adil. Sehingga tidak ada perlakuan yang berbeda kepada seluruh pekerja di gerai Giant.

"Dan telah melakukan yang terbaik guna memastikan masa transisi yang lancar, serta memperlakukan semua pihak dengan adil dan hormat," ucapnya.

Terakhir, Diky juga memastikan jika perusahaan memberikan kompensasi kepada seluruh pekerja melebihi apa yang telah diatur pemerintah atas penutupan gerai Giant ini.

"Sebagai ungkapan terima kasih kami atas dukungan dan kerja keras karyawan yang terdampak, kami akan memberikan kompensasi di atas jumlah yang direkomendasikan di UU Cipta Kerja untuk memudahkan masa transisi mereka," tutup dia.

 


2. 2.700 Karyawan Terancam PHK

Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Kamis (4/3/2021). Persaingan bisnis ritel makanan dan pandemi yang berkepanjangan membuat store Giant tutup satu per satu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kemnaker, Indah Anggoro Putri, mengutarakan jika Giant menutup usaha semata-mata dikarenakan faktor bisnis. Selain persaingan bisnis yang ketat, usaha Giant juga terdampak pandemi Covid-19.

Akibatnya, setidaknya ada 2.700 karyawan Giant akan mengalami PHK. "Bahwa penutupan Giant Hypermarket merupakan keputusan bisnis sebagai akibat pandemi Covid-19 dan persaingan usaha, serta melihat potensi pertumbuhan lebih tinggi ke arah brand lain," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat (6/4//2021).

Putri pun mengapresiasi pihak manajemen dan pekerja/buruh yang mampu mendialogkan permasalah ini secara bipartite dengan mengedepankan asas musyawarah mufakat.

"Concern kami adalah bagaimana para pekerjanya ini mendapatkan hak-haknya sesuai peraturan perundang-undangan. Ini harus kita kawal," ujar Putri.

 


3. Karyawan Bisa Pindah ke Lini Bisnis Lain

Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Kamis (4/3/2021). Menurut pengakuan karyawan yang bekerja bahwa store Giant ini akan ditutup pada 4 April mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara itu, perusahaan juga mengungkapkan kalau karyawan yang terdampak karena penutupan gerai Giant bisa pindah ke lini bisnis Hero Group lainnya, seperti Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket.

PT Hero Supermarket Tbk juga berharap dapat menyediakan peluang baru seiring dengan pengembangan bisnis lainnya yang memiliki potensi pertumbuhan positif yaitu Guardian, IKEA dan Hero Supermarket.

"Selain itu, kami berharap akan ada kesempatan bagi sejumlah karyawan kami yang bekerja di gerai yang mungkin akan diambil alih oleh perusahaan ritel lainnya,” tulis perseroan.

Perseroan menyatakan akan memfokuskan investasi untuk mengembangkan IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan Giant.

“Perseroan akan fokus pada investasi dalam pertumbuhan tokoh di bisnis IKEA dan Guardian serta terus berinvestasi pada bisnis e-commerce dan memiliki ambisi untuk kedua merek tersebut untuk menjadi pemimpin industri dalam kategorinya masing-masing,” tulis perseroan.

Setelah restrukturisasi Giant, Hero Supermarket akan menjadi satu-satunya bisnis ritel makanan perseroan. “Kami secara aktif sedang mengevaluasi kelayakan untuk mengubah beberapa gerai Giant menjadi Hero Supermarket dan akan terus meningkatkan kinerjanya,” tulis perseroan.

Dengan fokus dan sumber daya yang diporoskan ke bisnis IKEA, Guardian dan Hero Supermarket di masa depan, perseroan berkomitmen untuk masa depan ritel di Indonesia. PT Hero Supermarket Tbk juga yakin akan posisinya sebagai pengecer kompetitif yang kuat dalam jangka panjang.

 


4. Akan Buka 100 Gerai Guardian

Giant yang berada di pusat perbelanjaan Margo City Depok saat melakukan penutupan akibat pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Dicky Agung Prihanto)

Penutupan gerai ini menindaklanjuti strategis atas seluruh lini bisnis Hero Supermarket, perusahaan akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.

“Dalam kurun waktu dua tahun, kami menargetkan akan menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA kami dibanding tahun 2020, serta membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022,” kata Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall pada Mei 2021 lalu.

Sebagai bagian dari fokus baru ini, PT Hero Supermarket Tbk. akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA, yang diharapkan dapat menambah aksesibilitas bagi pelanggan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya