PPKM hingga Inflasi Juli 2021 Bayangi IHSG, Simak Saham Pilihan Ini

Memasuki awal Agustus 2021, akan terdapat rilis data ekonomi inflasi yang diperkirakan masih terkendali. Selain itu, rilis kinerja emiten pada semester I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Agu 2021, 07:05 WIB
Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Senin (2/8/2021). Sentimen penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan data inflasi bayangi IHSG.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, memasuki awal Agustus 2021, akan terdapat rilis data ekonomi inflasi yang diperkirakan masih terkendali.

Namun, pergerakan IHSG hingga kini masih sangat dipengaruhi oleh sisi perlambatan ekonomi sehingga kinerja emiten yang disinyalir belum akan dapat membaik dengan cepat.

"Sehingga potensi penurunan terlihat lebih besar dibandingkan keinginan naik, IHSG pada hari ini berpotensi melemah. IHSG di 6.001-6.202,” ujar William dalam catatannya.

Sementara itu, Head of Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, PPKM dilanjutkan atau tidak akan pengaruhi posisi IHSG. Adapun keputusan mengenai penerapan PPKM akan dilakukan pada Senin, 2 Agustus 2021.

Ia menuturkan, jika PPKM dicabut atau level diturunkan jadi level 3 akan memberikan sentimen positif untuk IHSG. Wawan mengatakan, IHSG berpotensi bergerak di kisaran 6.100-6.200. Sementara itu, jika PPKM tidak dicabut, IHSG akan bergerak di kisaran 5.750-6.100.

"Kalau aktivitas terbatas bisa jadi katalis positif untuk IHSG. PPKM ini dari sisi kesehatan sebagai upaya cegah COVID-19. Pemerintah masih akan terapkan PPKM,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Selain PPKM, Wawan menilai rilis kinerja keuangan emiten akan bayangi IHSG. Meski demikian, kinerja semester I 2021, menurut Wawan belum akan berdampak terhadap laju IHSG. "PPKM ketat baru mulai Juli 2021. Ini akan berdampak terhadap laporan keuangan kuartal III. Ini pasti beda,” kata dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saham Pilihan

Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). IHSG ditutup naik 3,34 poin atau 0,05 persen ke 5.841,46. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk pilihan saham yang dapat dicermati pelaku pasar, Wawan memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hal ini seiring akan ada aksi korporasi BCA untuk gelar stock split atau pemecahan nilai nominal saham.

”Bisa menarik, harganya Rp 30 ribu (saham BBCA-Red) bisa masuk di bawah Rp 30.000 untuk maintain buy,” ujar dia.

Kemudian saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Tower Bersama Infrascturure Tbk (TBIG).

Sedangkan William memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI),PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), BBCA, PT Astra International Tbk (ASII), dan TBIG.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya