Liputan6.com, Bangkok - Thailand pada Minggu (1/8) memperpanjang tindakan penahanan yang lebih ketat di ibu kota dan provinsi berisiko tinggi hingga akhir Agustus, kata sumber pemerintah, untuk memperlambat penyebaran COVID-19 saat negara itu menangani wabah terbesarnya hingga saat ini.
Pembatasan, termasuk pembatasan perjalanan, penutupan mal dan jam malam, akan diperluas ke 29 provinsi dari 13 provinsi, kata sumber tersebut kepada Reuters. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Senin (2/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Restoran di pusat perbelanjaan akan diizinkan buka hanya untuk layanan pengiriman ke rumah.
Thailand pada hari Jumat melarang penyebaran "pesan palsu" yang mempengaruhi keamanan, menarik tuduhan dari kelompok media bahwa mereka mencoba untuk menindak kritik atas penanganannya terhadap pandemi virus corona.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Meluasnya Hoaks
Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan minggu ini bahwa penyebaran berita palsu telah menjadi masalah besar yang menyebabkan kebingungan di masyarakat dan merusak kemampuan pemerintah untuk mengelola pandemi.
Keputusan darurat yang mulai berlaku pada hari Jumat melarang penyebaran pesan palsu dan berita terdistorsi yang menyebabkan kepanikan, kesalahpahaman atau kebingungan "mempengaruhi keamanan negara, menyalahgunakan hak orang lain, dan ketertiban atau moralitas yang baik dari rakyat".
Keputusan tersebut memberi wewenang kepada regulator negara bagian untuk memerintahkan penyedia layanan untuk memblokir akses Internet ke alamat IP individu jika diyakini mereka menyebarkan berita palsu dan memberi tahu polisi untuk mengambil tindakan hukum.
Keputusan itu muncul setelah pemerintah menghadapi kritik publik atas penanganan pandemi.
Advertisement