Ratusan Staf RS di San Fransisco Positif COVID-19, Sebagian Besar Terkait Varian Delta

Ratusan staf di rumah sakit di San Fransico dites positif COVID-19 terkait varian Delta.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Agu 2021, 11:40 WIB
Sebuah ambulans terlihat di Times Square, New York, Amerika Serikat, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 pukul 00.55 WIB, jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Liputan6.com, San Fransisco - Setidaknya 233 anggota staf di dua rumah sakit besar di San Francisco, Amerika Serikat, dinyatakan positif terkena COVID-19

Sebagian besar staf di rumah sakit itu terpapar COVID-19 varian Delta yang sangat menular. Kebanyakan dari mereka diketahui sudah divaksinasi penuh.

Dikutip dari laman The New York Times, Senin (2/8/2021) pejabat rumah sakit menerangkan bahwa beberapa kasus tidak menunjukkan gejala. Sebagian besar melibatkan gejala ringan hingga sedang dan hanya dua orang yang memerlukan rawat inap.

Infeksi itu ditemukan terkait dengan varian Delta karena sebagian besar sampel di San Francisco diuji untuk menemukan varian virus, yang sekarang dominan di kota tersebut.

Sekitar 75 hingga 80 persen dari lebih dari 50 anggota staf yang terinfeksi di Zuckerberg San Francisco General Hospital telah divaksinasi penuh, kata kepala petugas medis rumah sakit itu, Dr. Lukejohn Day, dalam sebuah wawancara.

The University of California, San Francisco Medical Center, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 153 dari 183 anggota stafnya yang terinfeksi telah divaksinasi penuh.

U.C.S.F. Medical Center juga menyebut dua dari anggota staf yang terinfeksi memerlukan rawat inap.

Dr. Day menerangkan, tidak ada aanggota staf yang terinfeksi di Zuckerberg San Francisco General Hospital  memerlukan perawatan di rumah sakit dan sebagian besar memiliki gejala ringan hingga sedang.

Kasus tanpa gejala ditemukan melalui pelacakan kontak.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dokter di San Fransisco Tekan Vaksinasi untuk Cegah Keparahan Infeksi COVID-19

Seorang pria dengan gejala COVID-19 melakukan perjalanan dengan ambulans menuju Rumah Sakit Pemerintah Gandhi di Hyderabad, India, Jumat (17/7/2020). India melewati 1 juta kasus virus corona COVID-19 atau tertinggi ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Brasil. (AP Photo/Mahesh Kumar A.)

Tanpa vaksinasi, menurut Dr. Day, tingkat rawat inap akan jauh lebih buruk.

"Kita khawatir sekarang akan terjadinya lonjakan di sini di San Francisco dan Bay Area," kata Dr. Day.

"Tetapi apa yang kami lihat adalah apa yang ditunjukkan oleh data dari vaksin: Anda masih bisa terpapar COVID-19, secara potensial. Tetapi jika Anda mendapatkannya, itu tidak parah sama sekali," jelasnya.

Pada 11 Juli 2021, San Francisco memerintahkan agar pekerja di tempat kerja yang berisiko tinggi, termasuk rumah sakit, divaksinasi selambat-lambatnya hingga 9 September.

U.C.S.F. Medical Center mengatakan bahwa rumah sakit "menggandakan upaya untuk melindungi staf. Ini termasuk mewajibkan semua karyawan dan peserta pelatihan untuk mematuhi mandat vaksinasi COVID-19 di seluruh sistem UC yang baru, dengan pengecualian terbatas untuk latar belakang medis atau agama".

Anggota staf di kedua rumah sakit terus memakai alat pelindung diri, kata Dr. Day.

Tetapi jumlah infeksi di antara para staf RS yang dilaporkan pada Juli 2021 sama banyaknya dengan puncak gelombang musim dingin.

"Kita khawatir bahwa infeksi itu berpotensi melampauinya," ungkap Dr. Day.


Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Alpha, Beta dan Delta

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala COVID-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya