Liputan6.com, Jakarta - Pebulu tangkis asal Guatemala Kevin Cordon mencuri perhatian menyusul kesuksesannya mencapai 4 besar Olimpiade Tokyo 2020.
Sepanjang perlombaan bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Cordon membuat sejarah baru. Dia jadi pebulu tangkis Guatemala yang mencapai semifinal Olimpiade.
Advertisement
Cordon melakukannya usai mengalahkan tunggal putra Korea Selatan Heo Kwang Hee dengan skor 21-13 dan 21-18 pada perempat final.
Sayang dia menderita kekalahan di dua laga terakhir melawan Viktor Axelsen (Denmark) dan Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia). Akibatnya, Cordon gagal membawa pulang medali.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta menarik di balik penampilan Cordon di Olimpiade Tokyo 2020.
Saksikan Video Pilihan berikut ini
3 Fakta Menarik Kevin Cordon di Olimpiade Tokyo 2020
1. Pelatih asal Indonesia
Rumor kabar dibalik kesuksesan Cordon, ia ternyata diasuh oleh pelatih asal Indonesia. Muamar Qadafi, asal Indonesia adalah pelatih yang setia mendampingi Cordon di tiap laga yang dijalani. Termasuk di penampilan terakhir Cordon saat menghadapi tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen. Qadafi kerap memotivasi pemain berusia 34 tahun itu agar tampil lebih baik.
2. Perjuangan Karier
Menurut pebulu tangkis berusia 34 tahun itu mengatakan perjuangannya mendapatkan sumber daya demi bulutangkis tidaklah mudah dan begitu besar untuk dapat melalui setiap tantangan.
“Tidak mudah bagi kami, karena tidak mudah mendapatkan uang untuk bepergian. Saya tahu ada hal-hal yang lebih penting di Guatemala, seperti orang miskin perlu makan. Ini tidak seperti permainan adalah segalanya. Saya berasal dari kota kecil dan bulu tangkis mengubah hidup saya. Apa yang saya lakukan di bulu tangkis juga membantu keluarga saya, dengan uang yang saya dapatkan dari federasi saya. Ini membantu mendukung mereka,” kata Cordon dikutip dari situs resmi Olimpiade.
3. Pencipta Rekor Baru untuk Guatemala
Cordon menjadi pebulu tangkis yang berhasil mencapai prestasi fantastis bagi dunia tepok bulu Guatemala. Ia berhasil memecahkan telor Guatemala karena sepanjang Olimpiade baru menduduki peringkat 59 dunia.
"Kini setelah bertahun-tahun saya menyadari bahwa jika Anda membandingkan Guatemala dengan negara-negara lain di Asia atau Eropa, perbedaannya sangat besar. Tapi kami punya satu hal, yaitu bermain dengan hati," ucap Cordon.
Saksikan highlight dan link live streaming Olimpiade Tokyo 2020 aksi Cordon pada perebutan perunggu melawan Anthony Sinisuka Ginting melalui Vidio.com.
Penulis: Aulia (VIDIO)
Advertisement