Liputan6.com, Jakarta - PT Surveyor Indonesia akan menjadi salah satu bagian dalam holding Jasa Survei Indonesia. Dikabarkan proses tersebut akan selesai pada Agustus 2021 ini.
Direktur Utama Surveyor Indonesia, Muhammad Haris Witjaksono mengatakan kalau proses holding survei Indonesia masih dalam proses persiapan. Kendati pencanangannya telah dilakukan sejak beberapa bulan lalu.
Advertisement
Peraturan yang mengatur holding survei juga diakui telah ada sejak Mei 2021 lalu. Jadi, saat ini masih dilakukan pengaturan terkait saham holding survei secara umum.
“Saat ini masih proses inbreng saham, diharapkan dalam waktu dekat akan segera selesai. Pemerintah masih punya satu saham, seri A, saham pengendali, yakni Dwiwarna,” katanya.
Kendati dalam proses inbreng saham, katanya, ia mengatakan prosesnya diharapkan selesai bulan ini. Jadi, holding jasa survei indonesia akan bisa beroperasi optimal kedepannya.
“Bulan agustus ini bisa diselesaikan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan diterbitkannya PP Nomor 66 tahun 2021 pada Mei lalu telah jadi lalndasan adanya holding jasa survei. Lalu, terkait saham yang diserahkan ke BKI, ia mengatakan pemerintah masih memegang kendali dengan memiliki saham merah putih.
“Meski 84 persen diserahkan ke BKI, pemerintah masih punya saham merah putih, sehingga kebijakan-kebijakan krusial masih di kontrol pemerintah,” tegasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Fokus ke Digitalisasi
Selanjutnya, ia menerangkan, dengan adanya holding jasa survei tersebut, PTSI akan fokus pada digitalisasi. Meski sebelumnya telah melakukan digitalisasi sistem secara masif di tubuh perusahaan.
“Geospasial dan IOT, Artificial intelligence, itu akan jadi salah satu fokus pengembangan kita di holding jasa tersebut,” katanya.
Sementara itu, ia juga akan melakukan desentralisasi bisnis berhubung kondisi pandemi yang cukup membatasi kegiatan.
“Titik layanan ada di seluruh indonesia, maka, tentu saja yang kita lakukan desentralisasi bisnis. Kita melakukan penguatan di seluruh titik-titik layanan. Perluasan bidang jasa, kalau dulu satu titik itu hanya melayani satu hal, kini lebih dikembangkan lagi,” katanya.
Informasi, dalam pelaporan pencapaian perusahaan, selama semester I 2021, perusahaan telah membukukan pendapatan sebesar Rp 670 miliar atau sekitar 46 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 1,458 triliun. Perolehan ini naik 3 persen dari pendapatan yang diperoleh pada semester I 2020 lalu.
Sedangkan, laba bersih yang dikumpulkan sebesar Rp 81 miliar atau 40,1 persen dari target RKAP 2021 sebesar Rp 203 miliar.
“Naik 61 persen dibandingkan dengan laba bersih semester I tahun 2020,” tutupnya.
Advertisement