Liputan6.com, Jakarta - Dalama pertemuan ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-54, yang diselenggarakan secara virtual pada Senin (2/8) Indonesia berbicara menanggapi laporan Sekjen ASEAN mengenai upaya pengadaan vaksin bagi negara anggota dengan menggunakan ASEAN Response Fund.
"Pertama, Indonesia telah memberikan kontribusi kepada COVID-19 ASEAN Response Fund," kata Menlu RI Retno Marsudi dalam press briefing pada Senin (2/8/2021) usai menghadiri pertemuan AMM ke-54.
Advertisement
"Kedua, Indonesia menyampaikan perlunya dijajaki kemungkinan pengaturan dose-sharing mechanism untuk mempercepat vaksinasi di negara-negara ASEAN," lanjut Menlu Retno.
"Ketiga, Indonesia mengingatkan bahayanya kebijakan diskriminasi terhadap jenis vaksin yang digunakan oleh negara dunia sebagai syarat dalam perjalanan," tambahnya.
Selain itu, Menlu Retno dalam kesempatan itu juga menyampaikan, bahwa "Indonesia mengingatkan pengakuan terhadap vaksin hendaknya selalu menggunakan referensi yang diberikan oleh WHO".
Pertemuan AMM ke-54, berlangsung selama 5 jam.
Menlu Retno mengatakan bahwa setidaknya ada 18 pertemuan yang akan dilakukan baik di antara negara ASEAN maupun dengan mitra dialog ASEAN.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Usulan Diadakannya KTT ASEAN-Rusia Hingga Implementasi ASEAN Outlook on The Indo-Pacific
Selanjutnya, terkait pembahasan agenda mengenai Regional Architecture and External Relations, sebagai koordinator kerja-sama ASEAN-Rusia Indonesia melaporkan kepada pertemuan AMM mengenai usulan Rusia untuk mengadakan KTT ASEAN-Rusia pada Oktober tahun ini.
"KTT ini menurut rencana diadakan dalam rangka memperingati 25 tahun dialogue partnership dan memperingati 30 tahun dialogue relations antara ASEAN dan Rusia," kata Menlu Retno Marsudi.
Kemudian, untuk pembahasan agenda Exchange of Views on Regional and International Issue, Indonesia menyampaikan mengenai pentingnya implementasi ASEAN Outlook on The Indo-Pacific.
"Implementasi melalui kerja sama konkret empat prioritas yang dimuat dalam Outlook menjadi prioritas yang harus dijalankan ASEAN saat ini," ujar Menlu Retno.
"Secara khusus, Indonesia mengusulkan agar masing-masing negara anggota ASEAN dan mitra dialog dapat menjadi leading sector atau koordinator isu prioritas tertentu di dalam Outlook tersebut," lanjutnya.
Ditambahkannya, bahwa Indonesia dalam hal ini telah mengedarkan draft concept paper terkait kerangka implementasi AOIP untuk dapat dibahas oleh ASEAN.
Selain implementasi AOIP, Menlu Retno mengatakan, bahwa Indonesia juga menyampaikan keprihatinan terhadap situasi terakhir di Laut China Selatan.
"Latihan militer dan aktivitas ilegal di kawasan tersebut termasuk IUU Fishing berpotensi mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut," sebut Menlu Retno.
"Negara ASEAN agar terus mendorong semua mitra dialog untuk dapat menahan diri dari tindakan yang dapat memicu tensi dan tetap menghormati UNCLOS 1982," tambahnya.
Advertisement