Saatnya Budaya Apotek Hidup Berkibar di Tengah Pandemi Covid-19

Selain terlihat asri, rindangnya tumbuhan yang ditata rapi dalam pot dan pas bunga beragam ukuran, mampu menghasilkan oksigen segar setiap saat yang bisa membuat semua penghuni di dekatnya sehat.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 03 Agu 2021, 20:00 WIB
Selain terlihat asri, rindangnya tumbuhan yang ditata rapi dalam pot dan pas bunga beragam ukuran, mampu menghasilkan oksigen segar setiap saat yang bisa membuat semua penghuni di dekatnya sehat.(Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya Pola hidup sehat dengan penamanan tumbuhan di pekarangan rumah ala Suryana Alwardi, warga Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini, bisa menjadi contoh warga lainnnya mengembangkan apotek hidup saat pandemi Covid-19.

Selain terlihat asri, rindangnya tumbuhan yang ditata rapi dalam pot dan pas bunga beragam ukuran, mampu menghasilkan oksigen segar setiap saat yang bisa membuat semua penghuni di dekatnya sehat.

“Awalnya menanam tanaman yang berbuah, kemudian mengembangkan tamanan bunga-bunga yang lain,” ujarnya, Suryana beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pola hidup dengan pengembangan apotek hidup alami ala Suryana, ditintis sejak empat tahun lalu. Perlahan pasti, cara itu mampu menghasilkan berbagai manfaat terutama bagi kesehatan tubuh.

“Udara terasa lebih sejuk, saya tiap hari  melakukan penyiraman dengan ember, sambil olahraga di pagi hari,” kata dia.

Saat ini sudah ada 160 jenis tanaman, baik berbuah atanapun tanaman bunga yang ia kelola di pekarangan rumahnya tersebut.

“Khusus di tempat yang kena panas matahari saya bisa sambil menjemur badan, intinya bisa menghilangkan (kepenatan) dan meningkatkan kesehatan,” ujar dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Apotek Hidup

Seiring masuknya pandemi Covid-19 di Garut, Ia bersama anggota keluarga lainnya mulai mengembangkan tanaman yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh.

“Ada jahe, lalapan untuk sayuran, kemudian daun sirih,” kata dia.

Tak mengherankan, meskipun harga sayuran dan produk pertanian lainnya fluktuatif, namun ia mengaku tak terpengaruh sedikitpun seiring melimpahnya produk apotek hidup.

“Sampai saat ini seperti cabei rawit, bawang dan lainnya, tidak beli ke warung cukup memanfaatkan yang ada di sini,” papar dia.

Dengan segudang manfaatnya, Suryana mengajak warga lainnya untuk mengembangkan apotek hidup, terutama di saat sulit seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3-4 saat ini.

“Selain bisa menghemat, lingkungan terasa lebih segar dan udara terasa lebih sejuk,” ujar dia dengan tersenyum ramah.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya