Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah hoaks terkait prediksi suatu peristiwa kerap menyebar di masyarakat. Hoaks ini beredar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.
Lalu apa saja hoaks seputar prediksi suatu peristiwa? Berikut beberapa di antaranya:
Advertisement
1. Cek Fakta: Hoaks Rekaman Suara Prediksi Gempa di Banten
Sebuah rekaman suara berisi pernyataan seseorang yang memprediksi gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau dalam waktu dekat beredar di media sosial. Rekaman ini beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp pada 29 September 2020.
Dalam rekaman itu, seorang pria yang mengaku bernama Andre memprediksi akan ada gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau. Ia mengaku informasi itu didapat dari Sekda Provinsi Banten dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Saudaraku ini Andre, saya baru dapat kabar dari Sekda Provinsi, beliau dapat data resmi dari BMKG yang memperkirakaan kalau Gunung Krakatau akan ada letusan yang mengakibatkan gempa dalam waktu dekat. Belum tahu apakah hari ini atau dalam beberapa hari ke depan. Besarnya gempa itu di atas 8 skala richter," ucap seseorang dalam rekaman tersebut.
Si pria tersebut kemudian meminta informasi soal potensi gempa akibat letusan Gunung Anak Krakatau ditindaklanjuti.
"Artinya keluarga-keluarga kita yang ada di sekitaran pantai mohon diingatkan. Karena sekarang ini Sekda sudah memerintahkan instansi terkait, Badan Penanggulangan Bencana untuk menentunkan titik koordinat untuk penyelamatan jadi tolong disampaikan ke keluarga," lanjut dia.
Benarkah rekaman suara tersebut berisi informasi valid soal gempa? Simak dalam artikel berikut ini...
2. Cek Fakta: Tidak Benar The Simpsons Prediksi Ledakan Dahsyat di Lebanon
Ledakan di Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020 menggemparkan dunia. Bahkan, netizen di Facebook, Twitter, Instagram dan media sosial lainnya langsung berduka setelah mendengar ledakan tersebut.
Hingga saat ini, Palang Merah Lebanon sudah mengkonfirmasi lebih dari 135 kematian setelah ledakan yang memancar dari pelabuhan Beirut. Ribuan lainnya terluka.
Di tengah adanya bencana ledakan di Beirut, Lebanon, ada warganet yang percaya kalau insiden tersebut sudah diprediksi oleh film kartun The Simpsons. Tim Cek Fakta Liputan6.com menemukan tiga pengguna Facebook yang percaya The Simpsons sudah meramalkan ledakan di Beirut, yakni Humor y Algo mas, Soy Khotan, dan Ariey Ranil.
Bahkan, postingan yang dibuat oleh Humor y Algo mas menjadi bahan perbincangan. Postingan itu sudah dibagikan lebih dari 2 ribu kali oleh warga Facebook.
Begini narasi yang dia berikan untuk unggahannya:
"Simpsons melakukannya lagi, mereka prediksi ledakan di Beirut!!"
Pertanyaannya, benarkan The Simpsons sudah memprediksi ledakan dahsyat di Beirut, Lebanon? Simak dalam artikel berikut ini...
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hoaks Selanjutnya
3. Cek Fakta: Prediksi Covid-19 di Indonesia Berakhir 6 Juni 2020 Tidak Benar
Beredar prediksi pandemi virus corona baru (Covid-19) di Indonesia berakhir pada 6 Juni 2020. Prediksi tersebut terdapat dalam artikel berjudul "Kabar Gembira: Hasil Riset Singapura, Corona di Indonesia Berakhir 6 Juni" yang dimuat situs kabardini.com, pada 18 Mei 2020.
Berikut isinya:
Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD) memprediksi penyebaran virus corona COVID-19 di Indonesia akan berakhir 6 Juni 2020. Saat itu, 97 persen kasus sudah selesai.
SUTD menggunakan data hingga 25 April 2020, untuk membuat prediksi tersebut. Penelitian ini menggunakan model SIR (susceptible-recover-recovered) yang diregresikan dengan data berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi dan memperkirakan kapan pandemi tersebut akan berakhir di masing-masing negara.
Dalam situs SUTD yang dikutip beberapa pekan kmaren, data ini ini untuk tujuan pendidikan dan penelitian dan mungkin mengandung kesalahan. Data akan dimasukkan secara harian.
"Prediksi pada dasarnya tidak pasti. Pembaca harus mengambil prediksi apa pun dengan hati-hati. Terlalu optimisme berdasarkan perkiraan tanggal akhir berbahaya karena dapat melonggarkan disiplin dan kontrol kita dan menyebabkan perputaran virus dan infeksi, dan seharusnya dihindari," tulis SUTD dalam situsnya.
Seperti dilansir CNBC, dalam laporan tersebut diungkapkan 97% kasus akan berakhir pada 6 Juni 2020 dan 99% kasus akan berakhir di 23 Juni 2020.Sebelumnya, sejumlah ilmuwan dan peneliti memprediksi puncak virus corona di Indonesia akan terjadi pada bulan Juni dan Juli 2020 dengan jumlah korban yang terinfeksi mencapai 106 ribu kasus.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan tim pakar gugus tugas mengumpulkan informasi dan prediksi mengenai puncak virus corona di Indonesia dari ilmuwan dan institusi terpercaya.
Dari data tersebut, secara kumulatif puncak penyebaran virus corona di Indonesia pada awal Mei dan awal Juni 2020 dengan total pasien positif corona mencapai 95 ribu.
"Selama Juni dan Juli, kasus terkonfirmasi secara kumulatif akan mencapai 106 ribu kasus," ujar Wiku.
Wiku menambahkan ini semua masih bentuk prediksi dan seperti prediksi pada umumnya tidak memiliki angka yang pasti atau belum tentu benar."Kami memiliki cara kolektif mengacu pada peraturan yang ada dan memastikan prediksi adalah prediksi dan kasus sebenarnya lebih rendah dari prediksi," pungkasnya.
Sementara, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan Presiden Jokowi memperkirakan bahwa masyarakat Indonesia sudah bisa kembali hidup normal pada Juli mendatang.
Presiden Joko Widodo dan Menkes Terawan.
"Presiden (Joko Widodo) meminta kita semua untuk bisa bekerja lebih keras lagi dan juga mengajak masyarakat agar lebih patuh, lebih disiplin, dan aparat bisa lebih tegas agar pada Juni kita mampu menurunkan kasus COVID di Indonesia, sehingga Juli diharapkan kita bisa mengawali hidup normal kembali," ujar Doni dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta beberapa pekan lalu
Doni menyampaikan hal tersebut usai rapat terbatas intern, bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, dan dipimpin Presiden Joko Widodo."
Benarkah pandemi prediksi Covid-19 di Indonesia akan berakhir 6 Juni 2020? Simak dalam artikel berikut ini...
4. Cek Fakta: Hoaks Postingan Pandemi Covid-19 Sudah Diprediksi Sejak 2016
Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan terkait prediksi seseorang pada pandemi covid-19 yang terjadi saat ini. Dalam postingan itu menyebut pandemi sudah diprediksi sejak tahun 2016.
Postingan tersebut viral di Facebook dengan nama Harris Almayani. Di dalam postingan terdapat tanggal 23 Juni 2016 yang disebut sebagai tanggal unggahan postingan itu.
Berikut isi postingannya:
"Bismillahirrohmanirrohim....masa masa kelam akan terjadi diakhir tahun 2021nanti yang akan merubah dunia.fitnah dajal akan terjadi.wabah pandemi palsu sudah menimpa seluruh dunia.flu biasa dibuat luar biasa hingga 2022,ekonomi kacau.permainan hidup dimulai untuk mengurangi populasi manusia dibumi dengan racun yang ditebar dari udara melalui pesawat hingga membuat orang keracunan kemudian di buat skenario terkena virus, nanti tahun 2022 dibuat aturAn untuk vaksin.padahal allah telah memberikan manusia dengan imun alami yang kuat namun mereka menukar imun alami denfan vaksin buatan yang isinya adalah racun,virus dan sistem untuk mengendalikan manusia melalui signal 5g dan magnetik.akan banyak yang mati dan lumpuh karena vaksin twrsebut.akan tiba wakrunya nanti mereka dikontrol dengan darah ,kartu vaksin dan chip vaksin..yang tidak mau divaksin akan divaksa dan dibatasi ruanf geriknya.bahkan jika ingin terbang pun wajib harus divaksin.jalan jalan,sekolah,mall,,mesjid ,dll semuanta ditutup,permainan twrus berlangsung hingga hingga seluruh manusia bisa mereka kontrol.bencana alam akan terjadi dibumi hingga menjelang 2022 mrnuju 2023 melanda hampir seluruh dunia karena ka,bah sepi dari tahun 2021.2022 akan menjadi parah dengan dikontrol habis.penduduk asian banyak yang mati karena racun obat dan vaksin.langit akan terbelah air naik banyak pulau tenggelam peperangan terjadi..next............indonesia malaysia dan hampir seluluh dunia menjadi 1pemerintahan...................... Cerita ini mungkin fiksi.ya allah.mudah mudahan ..tidak terjadi...saya hanya menulis ..semuanya anggap saja sebuah hayalan..................NAMUN BERSIAPLAH!........"
Lalu benarkah postingan yang mengklaim ada ramalan terkait pandemi covid-19 sejak tahun 2016? Simak dalam artikel berikut ini...
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.