Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dihebohkan dengan sumbangan penanganan Covid-19 di sebesar Rp 2 triliun dari salah satu pengusaha Sumatera Selatan. Adalah almarhum Akidi Tio yang akan memberikan donasi tersebut melalui ahli warisnya.
Namun sayangnya, sumbangan dengan jumlah fantastis tersebut belum terwujud. Bahkan diduga donasi tersebut fiktif. Uang yang dijanjikan tak kunjung cair.
Advertisement
Dir Intelkam Polda Sumsel, Kombes Pol Ratno Kuncoro, pun langsung menjemput Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio, yang menjanjikan bantuan uang tersebut.
"Status sudah tersangka, inisial H. Sekarang sudah diamankan di Mapolda," kata Ratno.
Ratno menambahkan, sekarang pihaknya sedang menunggu keterangan tim penyidik soal motif apa yang mendorong tersangka membuat kegaduhan ini.
Kata Ratno, tim yang dipimpin Kapolda telah bekerja dari Senin 26 Juli 2021. Tim gunakan data IT, gunakan Source Intelejen Analysis. "Ini kejahatan kedua yang pernah dilakukan tersangka," katanya menutup pembicaraan.
Sedangkan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan, pemeriksaan terkait dana sumbangan untuk penanganan Covid sebesar Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio sudah dilakukan.
Pemeriksaan sumbangan Akidi Tio saat diserahkan ke Polda Sumatera Selatan. "Diserahkan (pemeriksaan) ke Polda Sumsel penanganannya," kata Argo saat dikonfirmasi awak media, Selasa (3/8/2021).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Disangsikan
Menko Polhukam Mahfud Md menanggapi fenomena uang sumbangan Rp 2 triliun bodong dari keluarga Akidi Tio. Menurut pandangannya, sedari awal dirinya sudah memgaku ragu dengan 'niat baik' tersebut.
"Sejak awal sudah tak yakin itu ada karena petualang seperti itu sudah banyak memberi pelajaran pada kita. Makanya ketika saya mencuit “Mudah-mudahan itu nyata” Saya justru sama sekali tak berharap itu ada tapi saya nyindir kepada yang percaya dengan itu," kata Mahfud dalam keterangan tertulis diterima, Selasa (4/8/2021).
Mahfud mengatakan, sejak dahulu banyak fenomena sumbangan bodong seperti Akidi Tio saat ini. Mereka mengaku mau menyumbang, bisa menggali uang dengan kesaktian secara ajaib atau dapat bisa menemukan obat untuk 1000 penyakit. Namun faktanya, semua adalah kebohongan.
"Saya mendukung Hamid Awaluddin yang tak mau percaya begitu saja dengan sumbangan 2T dari Akidi Tio itu. Makanya saya berbagi pengalaman di cuitan saya itu," ujar Mahfud.
Sedangkan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) mengaku belum sempat memeriksa uang sumbangan yang hendak disalurkan keluarga Akidi Tio senilai Rp 2 triliun untuk penanganan pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan.
Kepala PPATK Dian Ediana Rae mengatakan, pemberian donasi bernilai fantastis seperti ini semustinya pihak penyumbang berkoordinasi dulu dengan PPATK sebelum mempublikasikannya secara luas.
"Kita kan bisa periksa dulu untuk memastikan kredibilitas setiap calon penyumbang dan menghindari spekulasi di masyarakat," ujar Dian kepada Liputan6.com.
Advertisement