Kronologi Kisruh Sumbangan Rp2 Triliun Keluarga Akidi Tio

Nama Akidi Tio belakangan menjadi buah bibir orang se-Indonesia. Bagaimana kronologi kasusnya?

oleh Nefri Inge diperbarui 03 Agu 2021, 19:27 WIB
Banner Infografis Dugaan Prank Sumbangan Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Akidi Tio belakangan menjadi buah bibir orang se-Indonesia. Pasalnya keluarga almarhum pengusaha asal Langsa, Aceh, itu tiba-tiba muncul, menggelar jumpa pers di Polda Sumsel yang diwakili sang anak, Heriyanti. Mereka akan memberikan bantuan dana untuk penanggulangan Covid-19 di Sumatera Selatan. Nilainya tidak tanggun-tanggung, Rp2 triliun.

Kabar itu pun dengan cepat menyebar ke berbagai media nasional, bahkan akun resmi Facebook Humas Polda Sumsel pada Senin (26/7/2021) juga ikut mengunggah.

Prof Hardi Darmawan, dokter keluarga almarhum Akidi Tio mengatakan, sumbangan tersebut diserahkan ke Kapolda Sumsel mengingat ada kedekatan Kapolda Sulsel dengan keluarga Akidi Tio. 

Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri disebut-sebut punya hubungan yang baik dengan almarhum Akidi Tio dan putra sulungnya saat masih bertugas di Aceh. 

"Saya ditelepon anak bungsu dari Akidi Tio. Mereka mau bantu masyarakat, dalam keadaan pandemi Covid-19," katanya, Selasa (27/7/2021).

Bahkan Eko telah menyebut arah bantuan itu akan difokuskan untuk penanggulangan terkait ketersediaan oksigen, obat terapi Covid-19, insentif bagi tenaga medis, dan penyediaan tempat isolasi bagi masyarakat umum. Dirinya jugamenambah laboratorium reaksi berantai polimerase (PCR) yang kini hanya ada 15 unit dan total berkapasitas 2.000 sampel per hari.

"Nanti kita koordinasikan dengan tim ahli agar bisa direalisasikan," ujar Eko kala itu.

Dana sumbangan dengan nominal terbesar di dunia setelah Bill Gates itu pun mendapat apresiasi dari Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru.

"Ini luar biasa, ada yang memberikan bantuan untuk penanganan Covid-19, berupa uang sebesar Rp2 triliun," ujarnya. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Siapa Akidi Tio

Dari informasi yang diperoleh, Akidi Tio merupakan sosok pengusaha yang tekun. Dirinya hijrah dari Kota Langsa Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ke Kota Palembang Sumsel.

Di Palembang, Akidi Tio mengadu nasib dan membuka berbagai usaha yang akhirnya berkembang pesat. Mendiang Akidi Tio yang merupakan keturunan Tionghoa, dikaruniai 7 orang anak. Anak sulungnya sudah meninggal dunia, 5 orang anaknya kini tinggal di Jakarta. Sedangkan anak bungsunya, memilih tinggal dan membangun bisnis di Kota Palembang.

Dari cerita Prof Hardi Darmawan, terbongkar latar belakang mendiang Akidi Tio dan keluarganya. Menurut Hardi, keluarga mendiang Akidi Tio memang berjiwa sosial, namun tetap rendah hati, sederhana dan tidak mau aksi sosialnya terpublikasi.

"Karena mereka memang sifatnya low profile, sederhana. Tapi mereka mau membantu orang lain," katanya.

Pertemuan antara Prof Hardi dan mendiang Akidi Tio sendiri berawal ketika Akidi menjadi pasiennya sejak 36 tahun lalu hingga wafat pada 2009. Dia sangat ingat bagaimana sosok Akidi semasa hidupnya, mempunyai prinsip untuk membantu orang-orang yang susah.

“Anak cucunya selalu diamanahkan seperti itu. Jika ada penghasilan lebih, harus dibagikan ke warga tidak mampu,” ucapnya.

Anak sulung Akidi Tio, yang tinggal di Langsa Aceh, mempunyai sebuah pabrik usaha, namun tidak disebutkan pabrik produksi apa.

Namun, anak sulung Akidi Tio inilah, yang mempunyai keakraban dengan Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Heri.

“Waktu tugas di Aceh jadi perwira pertama saat di Aceh, Kapolda Sumsel kenal dengan keluarga Akidi Tio,” katanya.

Dia juga membenarkan, anak-anak Akidi Tio memang banyak tinggal dan membangun usaha di Jakarta. Namun mereka tak akan lupa dengan Kota Palembang, tempat mereka tumbuh kembang sejak kecil.


Berbuntut Kisruh

Kucuran donasi sebesar Rp2 triliun yang diberikan secara simbolis kepada keluarga mendiang Akidi Tio, pengusaha sukses asal Aceh Timur tersebut, ternyata berbuntut kisruh.

Uang yang katanya akan disumbangkan ke Pemerintah Provinsi Sumsel untuk penanganan kasus Covid-19, ternyata tidak tahu rimbanya di mana. Secara tidak langsung, polisi menyebut, kabar pemberian sumbangan Rp2 triliun itu hanya hisapan jempol belaka.

Direktur Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro saat jumpa pers di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (2/8/2021) menyebut, Heriyanti, anak mendiang Akidi Tio telah ditetapkan menjadi tersangka.

"Sudah diamankan di lokasi Bank Mandiri, dibawa ke Mapolda Sumsel, barang buktinya juga tercukupi,” ucapnya, didampingi Gubernur Sumsel Herman Deru.

Ratno menjelaskan, usai penyerahan secara simbolis bantuan tersebut, Kapolda Sumsel langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki kebenaran donasi tersebut.

"Tim pertama menyelidiki kebenaran dari komitmen yang diberikan kepada Kapolda Sumsel. Tim kedua, mengelola jangan sampai terjadi pro kontra informasi tersebut, karena jumlahnya sangat fantastis," katanya.

Untuk mencaritahu kebenaran dari donasi tersebut, tim Polda Sumsel bahkan menggunakan data intelejen analisis hingga ke mancanegara. 

Dalam jumpa pers itu, Ratno juga mengatakan, pihaknya masih menunggu keterangan tim penyidik soal motif apa yang mendorong tersangka membuat kegaduhan ini. 

"Akan kita kenakan UU nomor 1 tahun 1946, pasal 15 dan 16. Ancaman (pidana) di atas 10 tahun karena telah membuat kegaduhan," ujarnya.

Sementara Kapolda Sumsel Pol Eko Indra Heri mengaku tak menyangka menjadi korban penipuan. Dia bahkan sudah berencana membentuk tim untuk mengelola bantuan itu agar tepat guna.

"Saya kan niat baik, ada orang mau menyumbang untuk Sumsel melalui saya, maka saya salurkan," ungkap Eko, Senin (2/8/2021).

Eko awalnya sangat kagum dengan sumbangan fantastis dari mendiang Akidi Tio yang disampaikan ahli warisnya. Terlebih dalam situasi sulit saat ini. Eko beranggapan masih banyak orang yang peduli sesama dalam kesusahan.

"Saya tidak mengharapkan apa-apa, saya hanya berpikir positif saja," kata dia.

 


Keterangan Berbeda

Kabar status tersangka Heriyanti itu pun langsung menyeruak dan menjadi buah bibir banyak orang. Namun, saat pers konferensi Senin sore di Mapolda Sumsel, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri tidak hadir, dan hanya diwakili oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriyadi dan Direktur Dirkrimum Polda Sumsel Kombes Pol Hizar Siallagan

Dia menegaskan, informasi terkait anak mendiang Akidi Tio, Heriyanti, yang dijadikan tersangka dalam dugaan informasi fiktif, adalah tidak benar.

"Ibu Heryanti kita undang ke Polda Sumsel, bukan kita tangkap. Kita garis bawahi, kita tidak menangkap, tapi mengundangnya ke Polda Sumsel untuk klarifikasi, terkait rencana penyerahan dana Rp2 triliun melalui Bilyet Giro Bank Mandiri," ucapnya.

Terkait perbedaan informasi yang disampaikan Dir Intel Polda Sumsel dan Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriyadi menegaskan, jika hanya ada dua orang yang punya kewenangan untuk mengeluarkan statement resmi dari Polda Sumsel, yaitu dari Kapolda Sumsel dan Kabid Humas Polda Sumsel. Sedangkan terkait proses penyidikan, yang berkewenangan adalah Dirkrimum Polda Sumsel.

“yang dipakai statement Kabid Humas Polda Sumsel, tidak ada statement yang lain. Saya rilis ini, atas perintah dan petunjuk Kapolda Sumsel terkait penyidikan,” katanya.


Belum Ada Kejelasan

Simpang siur terkait informasi donasi Rp2 triliun dari keluarga mendiang Akidi Tio masih menjadi polemik. Kabar itu masih belum jelas hingga Selasa pagi, (2/8/2021).

Direktur Direktorat Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel Kombes Pol Hizar Siallagan mengatakan, pihaknya akan berusaha secepatnya untuk mengungkap teka-teki donasi fantastis tersebut.

"Kami mengerti sekali harapan masyarakat untuk kepastiannya, untuk bisa memberikan kejelasannya. Apakah dana yang disampaikan tanggal 26 Juli 2021 itu, ada atau tidak,” katanya, saat mengelar konferensi pers di depan gedung Dirkrimum Polda Sumsel, Senin (2/8/2021).

Dia meminta kepada masyarakat Sumsel dan awak media, untuk bersabar sampai tim Polda Sumsel mengungkap kebenarannya. Menurutnya, tim Dirkrimum Polda Sumsel masih melakukan pendalaman. Dan akan ditelusuri hingga jelas, tentang motif, dana dan lainnya.

Namun Hizar enggan mengungkap, bagaimana kronologi penelusuran dana fantastis tersebut. Dia berjanji akan membeberkannya, jika semua tugasnya sudah selesai.

"Kita masih menggali dari keterangan (saksi). Untuk teknis dari pemeriksaaan dan hasilnya, akan kita sampaikan nanti," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriyadi kembali menegaskan, jika Heriyanti, anak mendiang Akidi Tio, tidak ditangkap seperti pemberitaan yang beredar sebelumnya.

Dia juga akan merangkul para tim ahli, untuk mencaritahu kebenaran informasi donasi fantastis tersebut. "Pasti, tidak mungkin kerja sendirian," ucapnya.

Supriyadi juga meluruskan, jika sampai saat ini tim Polda Sumsel masih melakukan pemeriksaan terhadap Heriyanti dan Prof Hardi Dermawan, yang merupakan dokter pribadi keluarga mendiang Akidi Tio.

"Prof Hardi juga sama, masih diperiksa. Karena beliau sebagai penghubung," ujarnya.


Akhir Cerita, Uangnya Ada atau Tidak?

 

Di hari pemeriksaan pertama anak mendiang Akidi Tio, Haryanty, di Polda Sumatera Selatan (Sumsel) pada Senin (3/8/2021), turut beredar foto cek kertas bilyet giro yang viral di media sosial.

Cek giro tersebut dikeluarkan Bank Mandiri cabang Palembang Arief 113-00, dengan nomor Bilyet Giro XL 105226, yang ditulis per 2 Agustus 2021.

Dalam kolom ‘memindahkan dana atas beban rekening kami sejumlah’, tertulis angka Rp2 triliun, baik tulisan nominal angka maupun tulisan huruf.

Pencairan akan dikucurkan ke rekening dengan nomor 113.0066661970, atas nama Heni Kresnowati pada Bank Mandiri.

Di kolom paling bawah, ditandatangani oleh Heni Kresnowati, dengan tertera nama Haryanty dengan nomor rekening 113-0015300936 di yang tertera di cek giro bagian kiri bawah.

Saat ditanya terkait foto Bilyet Giro yang tersebar di medsos tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriyadi membenarkan bahwa cek giro tersebut adalah asli.

"Betul, BG (Bilyet Giro) betul," ucapnya, saat menggelar konferensi pers di depan gedung Direktorat Kriminal dan Umum (Dirkrimum) Polda Sumsel, Selasa sore (3/8/2021).

Nama Haryanty yang tertera di kiri bawah cek giro, memang benar adalah nama anak mendiang Akidi Tio.

Sedangkan nama Heni Kresnowati, ternyata adalah Kepala Bidang (Kabid) Keuangan Polda Sumsel, Kombes Pol Heni Kresnowati.

"Untuk penerima, dibukakan rekening mandiri atas nama Kabid Keu (Keuangan), sesuai dengan BG yang tadi (tersebar di medsos)," katanya.

Namun demikian, Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriyadi mengatakan, mereka sudah mengantongi hasil koordinasi dan pengecekan ke Bank Mandiri di Sumsel, terkait saldo Bilyet Giro anak mendiang Akidi Tio.

"Sesuai dengan Bilyet Giro yang diberikan saudari Haryanty. Kita dapat klarifikasi dari pihak bank, saldo di rekening tersebut, saldonya tidak cukup,” ucapnya.

Sementara nama pemilik rekening, jumlah saldo dan data dari nasabahnya, merupakan rahasia bank, yang tidak bisa diberikan ke kepolisian.

Saat awak media menanyakan, apakah saldo tersebut tidak berjumlah Rp2 triliun yang dijanjikan keluarga Akidi Tio, Supriyadi langsung menjawab dengan singkat.

"Hanya bilang saldo, kita tidak bisa memastikan (Rp 2 triliun)," ujarnya.

Ditambahkan Direktur Dirkrimum Polda Sumsel Kombes Pol Hizar Siallagam, pihak perbankan sudah menyampaikan informasi yang sesuai dengan ketentuan mereka.

"Mereka bisa menyebutkan sesuai dengan ketentuan perbankan. Bahwa saldo tidak mencukupi dari angka Bilyet Giro itu," ujarnya.


Infografis

Infografis Dugaan Prank Sumbangan Rp 2 Triliun Anak Akidi Tio. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya