Saham Tencent Turun 10 Persen Usai Ada Tudingan Media China

Saham Tencent turun sekitar 10 persen pada Selasa pagi usai pemerintah media China melihat game online telah menjadi candu.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 03 Agu 2021, 14:58 WIB
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tencent dan NetEase jatuh pada Selasa, 3 Agustus 2021 setelah media pemerintah China menilai game online telah menjadi candu. Artikel itu juga menyerukan pembatasan lebih lanjut pada industri untuk mencegah kecanduan dan dampak negatif lainnya pada anak-anak.

Namun, artikel itu dihapus beberapa jam setelah publikasi. Dilansir dari CNBC, Selasa (3/8/2021), saham Tencent turun sekitar 10 persen pada pagi hari, sementara saham NetEase hampir 14 persen. Tencent adalah salah satu perusahaan game terbesar di dunia dengan salah satu game terkenal seperti “Honor of Kings”.

Artikel tersebut diterbitkan oleh Economic Information Daily, sebuah publikasi yang dikelola pemerintah China yang berafiliasi dengan surat kabar resmi Xinhua.

Dalam artikel ditulis, kecanduan game online di kalangan anak-anak kian meluas dan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mereka.

Artikel tersebut mengatakan pada 2020, lebih dari separuh anak-anak China mengalami rabun jauh dan game online mempengaruhi pendidikan mereka. Sentimen dalam artikel ini bukanlah hal baru. Sejak lama, pemerintah China mengkhawatirkan dampak video game pada anak di bawah umur.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Langkah Pemerintah China

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Pada 2018, Beijing membekukan persetujuan game baru karena kekhawatiran bahwa game mempengaruhi penglihatan anak-anak. Di China, game online memerlukan persetujuan dari regulator.

Pada 2019, China memberlakukan aturan yang melarang mereka yang berusia di bawah 18 tahun bermain game online antara pukul 10 malam hingga 8 pagi, dan membatasi waktu mereka untuk mengakses permainan. Artikel tersebut juga menyerukan adanya meninjau konten game lebih ketat untuk mengurangi jumlah informasi tidak pantasyang ditunjukkan kepada anak di bawah umur.

"Untuk langkah selanjutnya, harus ada kontrol yang lebih ketat atas jumlah waktu anak di bawah umur bermain game online. Itu harus dikurangi dalam jumlah besar dari level saat ini,” kata artikel itu.

Baik NetEase dan Tencent telah memperkenalkan langkah-langkah untuk melindungi pemain muda termasuk pendaftaran nama asli untuk bermain game. Bulan lalu, Tencent memperkenalkan fitur pengenalan wajah di smartphone untuk memverifikasi bahwa gamer adalah orang dewasa.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya