Liputan6.com, Jakarta Keputusan pesenam Amerika Serikat, Simone Biles untuk bertanding kembali pada kompetisi balok keseimbangan di Olimpiade Tokyo 2020 memberikan beberapa pelajaran penting bagi para pemimpin bisnis.
Diketahui Biles sempat memilih untuk mengundurkan diri karena memiliki permasalahan dengan kesehatan mental. Namun dia memutuskan berjuang untuk melawan "twisties" yaitu suatu kondisi di mana pesenam kehilangan kemampuan untuk mengorientasikan diri di udara.
Advertisement
Melansir dari Forbes, Kamis (5/8/2021), berikut ini adalah pelajaran yang diberikan oleh Biles.
1. Memberdayakan Orang Lain
Kepala pemasaran InboxAlly, John C. Simmons mencatat, “Ketika Biles mengatakan bahwa dia tidak ingin memberikan risiko kepada tim karena kesalahannya, hal itu memberikan pelajaran kepemimpinan yang hebat. Tindakan tersebut memberdayakan orang lain untuk mengambil tanggung jawab. Lagi pula karena Anda seorang pemimpin, bukan berarti Anda harus melakukan semuanya sendiri.”
2. Mengatasi Pemikiran Jangka Pendek
Pemimpin Provenance Hill Consulting, Martha L. Sullivan, mengatakan Biles memberi para pemimpin perusahaan sebuah pelajaran untuk mengatasi pemikiran jangka pendek dalam kerja tim. Biles telah memahami sesuatu yang dipertaruhkan untuk dirinya, rekan-rekannya, dan timnya.
“Kemampuan kita dalam mengakui adanya bahaya dalam sebuah situasi menjadi penting untuk memahami ancaman dan bagaimana cara untuk beradaptasi. Biles menyelesaikan tugas ini dalam waktu singkat, mendefinisikan ulang peluang bagi tim untuk menang dengan cepat,” jelas Sullivan.
3. Menjadi Fleksibel
Joe Szynkowski yang menjalankan The UpWrite Group, sebuah perusahaan komunikasi strategis berkata, “Para pemimpin terlalu sering mempertahankan cita-cita atau keputusan mereka dengan keras. Bagaimana jika ide yang lebih baik datang? Kita semua berhak untuk mengubah pikiran sama seperti Biles yang memutuskan untuk bertanding di final balok keseimbangan.
Para pengambil keputusan memang harus tegas, tetapi juga harus cukup fleksibel untuk beradaptasi ketika waktu tertentu datang.”
4. Menghilangkan Kebisingan
Szynkowski berpikir media sosial memberikan tanggapan positif dan negatif mengenai keputusan Biles. Akhirnya, hal tersebut hanya menjadi sebuah obrolan belaka.
Para pemimpin bisnis harus menghilangkan kebisingan dari tanggapan di sekitar saat membuat pilihan berkaitan dengan perusahaan atau karir pribadi mereka. “Kita bisa kehilangan diri sendiri saat mencoba membuat semua orang bahagia,” ujar Szynkowski.
Advertisement
5. Mengetahui Batasan
Pendiri ZeroGap Jacqueline V. Twillie mengatakan Biles telah menunjukkan kekuatan untuk mengetahui batasannya.
Sebagai pemain utama, dia dapat meningkatkan standar dan memiliki reputasi untuk membuat rekor baru. Bahkan dengan kesuksesannya, dia tidak membiarkan egonya menghalangi potensi tim.
“Dengan keluar (dari pertandingan sebelumnya), Billes memberikan kesempatan kepada rekan timnya untuk menjadi sorotan. Wawasan dalam mengelola pola pikirnya mengajarkan para pemimpin untuk keluar ketika ada gangguan eksternal,” papar Twillie.
6. Berempati dan Terhubung
Konsultan karier, Michelle Enjoli melihat pelajaran kepemimpinan terbesar yang diberikan Biles berpusat pada empati dan konektivitas.
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang menjadikan orang lain sebagai pusat, serta mengembangkan hubungan dengan orang-orang yang dipimpinnya.
“Kepemimpinan yang terhubung terjadi saat para pemimpin bisnis tetap hadir dan terlibat. Dalam kasus Biles, mungkin sulit untuk memutuskan hubungan dan berharap dia berada di puncak permainannya secara mental dan fisik sehingga mendapatkan kemenangan,” kata Enjoli.
Kemudian, Enjoli menyarankan, “Kemampuan untuk mendengarkan secara aktif, terlibat dalam dialog, dan melakukan percakapan yang sulit adalah pelajaran hebat yang harus menjadi fokus para pemimpin bisnis.
Ketika diabaikan, keterputusan itu dapat menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti penurunan produktivitas, kreativitas, keterlibatan, dan retensi karyawan dalam jangka panjang.”
7. Prioritaskan Kesehatan mental
CPO Klaviyo, Jenny Dearborn berkata, “Perusahaan perlu mengambil pelajaran dari Biles dengan menyadari kesehatan mental harus menjadi perhatian utama.
Fokus besar diberikan terkait adanya pengunduran diri yang disebabkan oleh COVID. Pemimpin sering tidak sadar bahwa karyawan mengundurkan diri bukan karena mereka tidak bahagia dengan pekerjaannya, melainkan mengalami gangguan stres pascatrauma COVID.”
Dearborn melanjutkan, “Pemberi kerja terbaik adalah mereka yang memberikan ruang mental dan sumber daya kepada karyawannya untuk mengatasi trauma.
Para pemilik bisnis harus memeriksa mereka, meningkatkan layanan kesehatan mental, mempekerjakan HR Business Partners, serta menempatkan mereka melalui pelatihan untuk mengenali gejala kesehatan mental dan PTSD pada pekerja."
Reporter: Shania
Advertisement