Liputan6.com, Jakarta - Telemedicine menjadi semakin penting selama pandemi COVID-19. Kekhawatiran penyebaran dan penularan virus Corona atau SARS-CoV-2 selama kunjungan ke klinik atau rumah sakit menyebabkan pasien lebih nyaman melakukan konsultasi virtual atau daring (online).
Selama pandemi COVID-19, penyedia layanan kesehatan juga banyak yang beralih ke layanan digital, melalui implementasi telehealth dan teleconsultation. Diperkirakan, layanan seperti ini akan terus berkembang di masa depan.
Advertisement
Managing Director of Siemens Healthineers, Asia Tenggara, Fabrice Leguet menjelaskan bahwa teknologi digital akan menjadi kunci dalam perkembangan industri kesehatan di Asia Tenggara di masa depan. Telemedicine mampu menjembatani kesenjangan akses terhadap perawatan kesehatan.
“Kita lihat beberapa negara sudah memerkenalkan kebijakan di sektor ini, misalnya Thailand 4.0 yang berfokus pada digitalisasi di semua sektor, Smart Nation Initiative Singapura, dan Agenda Digital 2020 Indonesia,” katanya seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 3 Agustus 2021.
Simak Video Berikut Ini
Pelayanan Kesehatan Berbasis Digitalisasi
Menghadapi pergeseran yang sangat besar ini, Siemens Healthineers menggandeng HMI Group, untuk mengembangkan pelayanan kesehatan berbasis digitalisasi di Asia Tenggara. Bagi negara-negara berkembang di Asia Tenggara, pelayanan kesehatan digital mungkin masih menjadi sesuatu yang baru dimulai.
“Kami berkeyakinan bahwa untuk membangun pelayanan kesehatan berbasis digital, diperlukan investasi yang signifikan. Investasi tidak hanya terakit perangkat teknologinya saja, tapi lebih penting di bidang sumber daya manusia, bagaimana seluruh organisasi yang bergerak dalam layanan kesehatan memiliki kemampuan menjalankan strategi digital dan memastikan keberlanjutannya,” kata Leguet.
Menurut Leguet, transformasi digital hanya dapat berhasil dan berkelanjutan jika penyedia layanan kesehatan bergerak cepat melampaui teknologi, dimulai dari perubahan di institusi masing-masing.
“Kolaborasi Siemens Healthineers dengan HMI Group adalah contoh kemitraan jangka panjang. Kami tidak hanya akan menyediakan teknologi inovatif dan solusi digital, tetapi juga mendukung HMI Group mengembangkan Center of Excellence (CoE ) di bidang kanker, ilmu saraf dan kardiovaskular," katanya.
"Di Center od Excellence ini kami juga melatih tenaga-tenaga kesehatan bagaimana berkomunikasi dengan pasien melalui layanan jarak jauh, tanpa mengabaikan ketepatan diagnosis dan terapi,” Leguet melanjutkan.
Advertisement
Terintegrasi dan Bisa Menjangkau Pasien Dalam dan Luar Negeri
Group CEO of HMI Group, Chin Wei Jia, menambahkan, HMI Group akan terus berkomitmen untuk memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi dan berbasis nilai untuk pasien.
“Kami akan mengembangkan pusat layanan unggulan dan berinvestasi untuk fasilitas dan teknologi medis, meningkatkan aksesibilitas, sehingga memberikan pengalaman berbeda pada pasien,” katanya.
Chin menyadari bahwa kenyamanan adalah faktor yang paling dicari pasien ketika berhubungan dengan pelayanan kesehatan, baik secara fisik maupun telemedicine.
“Teknologi dapat memberikan akses ke kualitas perawatan kesehatan yang lebih baik dan lebih standar. Mulai dari diagnosis yang akurat, metode perawatan klinis lanjutan, dan pengambilan keputusan klinis yang lebih baik,” ujar Chin Wei Jia.
HMI Group, yang merupakan penyedia layanan kesehatan swasta regional di Singapura, Malaysia, dan Indonesia, sudah mengembangkan teknologi telemedicine yang terintegrasi, sehingga bisa menjangkau pasien di dalam maupun luar negeri.
Adapun berbagai kegiatan dan layanannya mencakup konsultasi awal jarak jauh (lintas negara) dengan dengan dokter spesialis untuk konsultasi awal, serta konsultasi lanjutan atau mencari opini kedua secara real time.
“Telemedicine ini akan sangat bermanfaat bagi pasien kami yang memiliki penyakit kronis atau mereka yang memerlukan konsultasi lanjutan karena mereka dapat memperoleh akses ke perawatan dan tetap terhubung dengan dokter spesialis yang sejak awal mengetahui riwayat dan kondisi medis pasien,” katanya.
Selain itu, pasien juga mendapatkan berbagi informasi hasil tes, diagnosis, dan pengobatan. Program manajemen penyakit kronis melalui pemantauan jarak jauh dan konsultasi jarak jauh juga disertai pengingat otomatis melalui surat elektronik (email) atau pesan singkat, sehingga pasien tidak akan melewatkan jadwal konsultasi maupun pengobatan.
Menurut Chin Wei Jia, pelayanan yang mengandalkan digitalisasi, selain nyaman juga sangat menghemat biaya, terutama bagi pasien yang biasa berobat ke luar negeri.
“Kami tetap membuka layanan pemeriksaan langsung jika pasien memang harus pergi ke fasilitas kesehatan untuk diagnossis tindakan medis, mapun pengobatan,” katanya.
Infografis Alur Telemedicine dan Obat Gratis untuk Pasien Isoman Covid-19
Advertisement