Tepis Salah Informasi, Perlu Ada Riset Soal Produk Tembakau Alternatif

Riset dan edukasi menjadi kunci untuk meluruskan informasi yang salah atau disinformasi di masyarakat mengenai produk tembakau alternatif.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Agu 2021, 22:58 WIB
Ilustrasi/copyright shutterstock.com/Aleksandr Yu

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) menyatakan, riset dan edukasi menjadi kunci untuk meluruskan informasi yang salah atau disinformasi di masyarakat mengenai produk tembakau alternatif. 

Pasalnya menurut dia, saat ini masih banyak opini yang salah terkait dengan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan vape.

"Masih ada opini-opini salah yang berkembang di masyarakat. Kami ingin masyarakat mendapatkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan," kata Ketua Akvindo Paido Siahaan dikutip dari Antara, Selasa (3/8/2021).

Saat ini, lanjut Paido, produk-produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan snus, sudah diberdayakan untuk menekan prevalensi perokok di beberapa negara. Salah satunya adalah Inggris yang mendukung kehadiran produk tersebut.

Dukungan Pemerintah Inggris terhadap penggunaan produk tembakau alternatif digencarkan setelah mereka melakukan kajian ilmiah mandiri. Oleh karena itu, Paido berharap pemerintah Indonesia melakukan langkah serupa.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penelitian Independen

Seorang pria meneteskan cairan vape atau rokok elektronik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (12/11/2019). Pemerintah melalui BPOM mengusulkan pelarangan penggunaan rokok elektrik dan vape di Indonesia, salah satu usulannya melalui revisi PP Nomor 109 Tahun 2012. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, pemerintah juga diharapkan bisa mendorong penelitian dari lembaga-lembaga independen, seperti universitas. Hasil riset tersebut nantinya dapat memperbaiki informasi yang keliru mengenai produk tembakau alternatif di masyarakat.

"Banyak yang menganggap produk ini sama berbahayanya seperti rokok dikarenakan masih sedikit penelitian. Padahal, produk ini sudah terbukti secara ilmiah memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok," ujar Paido.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya