Liputan6.com, Jakarta - Donasi sebesar Rp 2 triliun yang diberikan keluarga mendiang pengusaha sukses asal Langsa, Aceh Timur, Akidi Tio, kini tengah diusut oleh jajaran Polda Sumatera Selatan.
Belakangan diketahui muncul dugaan jika uang tersebut hanya sebuah kebohongan. Berita ini terpopuler pertama di top 3 news, Selasa, 3 Agustus kemarin.
Advertisement
Sebelumnya, sumbangan yang sedianya akan diberikan untuk penanganan Covid-19 di Sumsel tersebut dijanjikan akan cair pada Senin, 2 Agustus kemarin. Namun, saat hari jadinya uang sebesar Rp 2 triliun tersebut tak juga turun.
Hal inilah yang kemudian membuat jajaran Polda Sumsel mengamankan anak mendiang Akidi Tio, yaitu Heriyanti pada Senin siang ketika berada di salah satu bank swasta di Kota Palembang.
Direktur Intel Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro bahkan mengatakan jika telah memiliki cukup bukti kuat hingga menetapkannya sebagai tersangka. Karena pihaknya langsung menelusuri kebenarannya begitu menerima donasi yang nilainya fantastis secara simbolis, pada 26 Juli 2021.
Bahkan untuk mencari tahu kebenaran dari donasi tersebut, tim Polda Sumsel menggunakan data intelegen analisis hingga ke mancanegara.
Lantas, apa sebenarnya motif keluarga Akidi Tio di balik sumbangan tersebut?
Adanya dugaan penipuan dalam sumbangan keluarga Akidi Tio tersebut, belakangan turut mendapat tanggapan dari Psikolog Universitas Mercu Buana Muhammad Iqbal.
Iqbal menyarankan kepolisian menggandeng psikiater untuk mengungkap kasus dugaan donasi fiktif yang telah menjerat Heriyanti, anak Akidi Tio.
Selain soal donasi dari keluarga mendiang Akidi Tio, berita terpopuler ketiga di News Liputan6.com terkait biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk pengecatan pesawat Kepresidenan-1 atau BBJ 2.
Nilainya yang fantastis juga tak kalah menuai sorotan, yakni Rp 2 miliar. Rencananya, pesawat tersebut akan dicat ulang menjadi warna merah putih untuk menyambut HUT ke-76 Kemerdekaan RI.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Selasa, 3 Agustus 2021:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. HEADLINE: Sumbangan Rp 2 Triliun Keluarga Akidi Tio Diduga Fiktif, Motifnya?
Pekan lalu, Senin 26 Juli 2021 tersiar kabar seorang anak mendiang Akidi Tio akan menyumbang dalam jumlah fantastis untuk keperluan masyarakat Sumatera Selatan yang terdampak pandemi Covid-19.
Donasi bantuan yang diberikan keluarga pengusaha asal Langsa, Nangroe Aceh Darussalam sebesar Rp 2 triliun ini viral setelah diunggah oleh akun Facebook Humas Polda Sumatera Selatan.
Sumbangan yang diwasiatkan itu disampaikan secara simbolis kepada Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri. Bahkan Gubernur Sumsel Herman Deru memberi apresiasi niat baik tersebut.
Selama seminggu sosok Akidi Tio ini dipuji-puji oleh sejumlah tokoh. Diantaranya Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang mengatakan bahwa Akidi Tio adalah sosok yang murah hati.
"Akidi Tio pernah bersumpah kepada Thong Ju kalau dia kaya akan memberikan sumbangan rakyat Palembang, dan terbukti janjinya melalui wasiat anak cucunya," tulis Bamsoet, Jumat (30/7/2021).
Namun, sepekan setelah penantian, Uang yang dijanjikan akan cair hari ini, Senin (2/8/2021), tidak kunjung di tangan pemerintah.
Direktur Intel Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro mengatakan, sejak penyerahan bantuan secara simbolis tersebut, Kapolda Sumsel sebenarnya langsung menelusuri kebenarannya.
Advertisement
2. Saran Psikolog ke Polisi Ungkap Motif Prank Donasi Rp 2 T Keluarga Akidi Tio
Psikolog Universitas Mercu Buana Muhammad Iqbal menyoroti kasus dugaan penipuan alias prank donasi Rp 2 triliun dari keluarga Akidi Tio untuk penanganan Covid-19. Apa motif anak Akidi Tio menggegerkan publik masih menjadi tanda tanya besar.
Iqbal menyarankan kepolisian menggandeng psikiater untuk mengungkap kasus dugaan donasi fiktif yang telah menjerat Heriyanti, anak Akidi Tio. Dia ditetapkan sebagai tersangka usai membuat narasi diduga bohong terkait sumbangan Rp 2 triliun untuk membantu masyarakat Sumatera Selatan yang terdampak pandemi Covid-19.
"Saya kira si tersangka ini perlu dites kejiwaannya apakah sumbangan Rp 2 T karena idenya untuk berbohong atau memang dia punya masalah kejiwaan. Jadi sebagai psikolog saya berpendapat harus dicek kejiawaanya," katanya saat dihubungi, Senin (2/8/2021).
Iqbal menerangkan, pada era putus asa seperti saat ini banyak orang yang memiliki perilaku-perilaku menyimpang. Ia khawatir kondisi itu juga terjadi pada Heriyanti.
Iqbal menduga Heriyanti berhalusinasi terhadap mimpi-mimpi dan harapan-harapan yang hilang. Sehingga muncul ide-ide kreatif untuk mengelabui orang.
3. Istana Benarkan Biaya Pengecatan Pesawat Kepresidenan Capai Rp 2 Miliar
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono membenarkan bahwa pengecatan pesawat Kepresidenan-1 atau BBJ 2 memakan biaya mencapai Rp 2 Miliar.
Hanya saja, Heru tak menyebut pasti berapa nominal uang yang telah dikeluarkan untuk mengecat pesawat Kepresidenan-1.
"Iya, plus minus (kurang lebih) segitu (Rp 2 Miliar). Untuk pesawat BBJ saja" kata Heru saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (3/8/2021).
Adapun pesawat Kepresidenan-1 dicat ulang dari warna biru putih menjadi merah putih.
Heru menyampaikan pemilihan warna pesawat ini disesuaikan dengan bendera Indonesia dan untuk menyambut HUT ke-76 Kemerdekaan RI.
Heru menjelaskan bahwa biaya perawatan dan pengecatan pesawat Kepresidenan-1 telah dianggarkan di APBN.
Advertisement