Liputan6.com, Jakarta - Kasus penumpang pesawat berulah kembali terjadi. Si penumpang yang diketahui bernama Maxwell Berry (22) itu mengata-ngatai pramugari maskapai Frontier Airlines, bahkan berusaha menyerang dengan melayangkan pukulan saat penerbangan berlangsung.
Akibat ulahnya, dilkutip dari People, Rabu (4/8/2021), Berry diikat di pesawat dengan lakban melilit tubuh bagian atas. Mulutnya pun diselotip.
Kasus tersebut terjadi pada 31 Juli 2021 dalam penerbangan dari Philadelphia menuju Miami. Dalam sebuah video yang diunggah oleh Sam Sweeney dari ABC News, Berry menyuruh pramugari untuk tutup mulut sembari menyebut orangtuanya berharga lebih dari dua juta dolar.
Baca Juga
Advertisement
Dalam laporan The Washington Post yang diperoleh dari keterangan Kantor Polisi Miame-Dade, Berry dilaporkan memesan tiga gelas minuman beralkohol dan melecehkan seorang pramugari dengan menyentuhkan cangkir ke bagian pribadi awak kabin itu saat memesan minuman lain.
Laporan itu juga menyebutkan Berry menumpahkan minuman ke pakaiannya dan menggantinya di toilet. Seorang pramugari menolongnya mengambil pakaian ganti dari kopernya sebelum si penumpang berjalan-jalan di dalam pesawat selama 15 menit.
Selama mengitari pesawat, tangan Berry sempat meraba payudara pramugari lainnya. Ia kemudian beranjak ke dua awak kabin lain dan merangkul serta meraba payudara mereka.
Pramugara yang melihat hal tersebut turun tangan. Ia meminta penumpang itu tetap tenang dan duduk di kursinya, tetapi malah dibalas dengan tonjokan di muka oleh Berry. Pramugara tersebut tak tinggal diam, ia langsung memiting Berry. Dalam video yang beredar, ia tampak dibantu penumpang lain saat berusaha melumpuhkan Berry.
Petugas itu langsung melakbannya. "Harus mengikat dia (Berry) dengan lakban dan sabuk pengaman selama sisa waktu penerbangan," ujar petugas maskapai berdasarkan laporan polisi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pramugari Diskors
Berry ditangkap oleh polisi Miami-Dade, tetapi dibebaskan dengan jaminan 1.500 dolar AS atau sekitar Rp21,5 juta. Menurut catatan pengadilan, dia tidak memiliki jadwal persidangan lanjutan setelah kasus ini. Namun, tidak ada pengacara yang terdaftar untuk mewakili pemuda 22 tahun tersebut.
Setelah insiden tersebut, pramugari yang terlibat dalam dugaan penyerangan tersebut diskors. Pihak maskapai berdalih dia diliburkan hingga proses penyelidikan selesai.
"Para pramugari, seperti tindakan yang diperlukan setelah menghadapi kondisi tersebut, akan diliburkan dari jadwal penerbangan hingga proses penyelidikan selesai," kata pihak maskapai, kepada CNN.
Keputusan maskapai untuk menskors pramugari diprotes Asosiasi Pramugari-CWA, serikat kerja yang mewakili awak maskapai Frontier. "Pihak manajemen melakukan skors kepada awak maskapai sebagai reaksi dari sebuah potongan video pendek yang tidak menunjukkan insiden secara utuh," ungkap Sara Nelson, Presiden Asosiasi Pramugari-CWA.
"Pihak manajemen seharusnya mendukung awak maskapai saat ini, bukan men-skors mereka. Kami akan berjuang dengan perjanjian dan peraturan yang legal, tetapi kami berharap tidak perlu melakukan hal tersebut karena manajemen sadar dan mendukung yang bertugas menjaga penumpang agar tetap aman," tambahnya.
Advertisement
Perubahan Sikap
Maskapai Frontier kemudian mengubah pernyataannya terkait keterlibatan karyawannya dengan Berry. "Maskapai Frontier mempertahankan nilai, rasa hormat, perhatian, dan dukungan untuk seluruh kru maskapai, termasuk mereka yang diserang dalam penerbangan ini," ujar perwakilan maskapai.
"Kami mendukung kebutuhan kru maskapai kami dan bekerja sama dengan penegak hokum dalam menuntut pelaku," tambahnya.
Kasus penumpang pesawat bikin onar semakin intens selama pandemi COVID-19. Tidak hanya bermasalah dengan sesama penumpang, insiden-insiden ini tidak jarang melibatkan pramugari hingga mengancam keselamatan mereka.
Berkaca dari kasus itu, mengutip CNN, Kamis, 29 Juli 2021, Administrasi Keamanan Transportasi Amerika Serikat (AS) mencanangkan program latihan bela diri bagi awak kabin. Bentuknya adalah kursus setengah hari yang pertama kali dikembangkan pada 2004, namun tertunda karena pandemi global.
Keterampilan bela diri yang diajarkan itu termasuk bagaimana menyerang, menginjak, dan menaklukkan "penyerang yang kejam," sebuah skenario yang menurut pramugari mungkin tidak akan pernah mereka temui. Singkatnya, mereka diajari serangkaian teknik untuk menangani "penumpang yang sulit." (Gabriella Ajeng Larasati)
6 Cara Hindari Covid-19 Selama Bepergian dengan Pesawat
Advertisement