Liputan6.com, Jakarta - Pada 3 Agustus 2021 di Washington, D.C., Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony J. Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. Keduanya menegaskan arti penting yang kian berkembang dari Kemitraan Strategis AS-Indonesia, serta kontribusinya dalam mencapai Indo-Pasifik yang aman dan sejahtera.
Kunjungan ini merupakan dialog strategis pertama antara kedua negara sejak peresmian kemitraan strategis kita pada 2015. Kemitraan strategis AS-Indonesia didasarkan pada keyakinan mendasar akan demokrasi, pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh inovasi, serta tatanan internasional berdasarkan aturan di Indo-Pasifik.
Advertisement
"Kedua menteri mendiskusikan dampak COVID-19 serta langkah-langkah pemulihan," ujar Juru Bicara Ned Price seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8/2021).
Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan donasi 3,5 juta dosis vaksin untuk Indonesia, sehingga menggenapkan jumlah total donasi vaksin menjadi delapan juta, dan juga telah menyediakan bantuan terkait COVID-19 senilai lebih dari 65 juta dolar AS.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
AS Puji Kepmimpinan Indonesia di ASEAN
Kedua menteri juga mengungkapkan kesamaan pandangan terkait keamanan maritim dan resolusi damai terkait konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
"Menlu Blinken memuji kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan menegaskan pentingnya mengakhiri krisis di Burma serta mengembalikannya ke jalan menuju demokrasi. Ia menyambut baik peran Indonesia sebagai presiden G20 berikutnya, memuji upaya Indonesia dalam mendukung negosiasi damai Afghanistan, dan mendiskusikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan target iklimnya," papar Ned Price.
Kedua Menlu pun disebutkan berkomitmen untuk bekerja sama dalam upaya melawan pandemi global, mengatasi krisis iklim, mendorong perdagangan bilateral dan hubungan ekonomi, melindungi kebebasan bernavigasi di Laut China Selatan, serta melanjutkan kolaborasi keamanan siber dan mencegah kejahatan siber.
"Kami menantikan kerja sama yang lebih luas lagi di Asia Tenggara, di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan seluruh dunia," pungkas Ned Price.
Advertisement