PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp 3,38 Triliun hingga Juli 2021

Pada Juli 2021, PT PP Presisi Tbk menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 584 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Agu 2021, 15:00 WIB
PP presisi melepas saham ke publik sebanyak 2,35 miliar saham.(Liputan6.com/Achmad Dwi Apriyadi)

Liputan6.com, Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan kontrak baru senilai Rp 3,38 triliun hingga Juli 2021. Raihan itu setara 92 persen dari target kontrak baru Perseroan tahun ini sebesar Rp 3,67 triliun, atau tumbuh 256 persen yoy dari pencapaian kontrak baru hingga Juli 2020 sebesar Rp 1,32 triliun.

Pada Juli 2021, PT PP Presisi Tbk menambah perolehan kontrak baru sebesar Rp 584 miliar yang didapatkan antara lain dari: Proyek Rehabilitasi Pamanukan – Palimanan (PUPR – non group) sebesar Rp 66,56 miliar, Proyek Pekerjaan Jalan KIT Batang 1.4 (PP KSO - group) sebesar Rp 39,19 miliar.

Selain itu, Proyek Pekerjaan Hauling Road Upgrading Biri – Biri (Weda Bay Nickel – non group) sebesar Rp 51,49 miliar, Proyek Pekerjaan Jasa Hauling Nickel (Weda Bay Nickel – non group) sebesar Rp 355,68 miliar, serta kontribusi dari entitas anak PT LMA pada Proyek Pembangunan Junction Cisumdawu 1 (PP - group) sebesar Rp 42,07 miliar.

Secara komposisi per lini bisnis, pencapaian tersebut masih didominasi oleh lini bisnis Civilwork sebesar 60 persen, Mining Services 31 persen, Production plant 6 persen dan sisanya dari Structure Work maupun Rental Heavy Equipment.

Pencapaian kontrak baru tersebut juga merupakan upaya yang terus dilakukan Perseroan dalam melakukan diversifikasi pada jasa pertambangan, dengan terus meningkatnya komposisi kontribusi jasa tambang pada pencapaian kontrak baru.

Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan. pencapaian tersebut meningkatkan posisi Perseroan sebagai kontraktor jasa tambang nikel maupun main- contractor pada pekerjaan sipil.

"Selain itu, competitiveness perusahaan juga meningkat dengan diperolehnya pasar-pasar baru di luar group sebesar 87 persen dari total kontrak baru yang diperoleh hingga Juli 2021,” ujar Rully.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Optimalkan Alat Berat yang Dimiliki

Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Dengan telah didapat dan berjalannya dua pekerjaan besar pada jasa tambang nikel yakni jasa tambang nikel Morowali dan jasa tambang nikel di Weda Bay Nickel, Halmahera, Rully menilai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan perseroan sebagai kontraktor nikel semakin terbuka lebar.

Direktur Operasi PT PP Presisi Tbk Darwis Hamzah menambahkan, PPRE juga menciptakan keunggulan baru lewat strategi optimalisasi alat berat yang dimiliki.

"Masuknya PP Presisi pada jasa pertambangan juga turut serta dalam program strategis pemerintah yaitu peningkatan produksi serta hilirisasi tambang mineral khususnya nikel,” kata Darwis.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya