Liputan6.com, Jakarta - Vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 12 tahun ke atas di Kota Bekasi, Jawa Barat sudah dimulai hari ini, Rabu (4/8/2021).
Vaksinasi Covid-19 yang difokuskan bagi pelajar SMP itu dilaksanakan di sejumlah sekolah yang memadai.
Advertisement
Meski disediakan secara gratis oleh pemerintah daerah, sayangnya masih banyak orangtua siswa yang tidak setuju anaknya divaksin. Mayoritas orangtua beralasan khawatir dan takut terhadap rumor yang ditimbulkan vaksin.
Salah satunya orangtua siswa di sebuah sekolah swasta di wilayah Bantargebang, yang tidak setuju sang anak divaksin karena khawatir akan terjadi hal-hal tidak diinginkan.
"Enggak (menyetujui vaksin), nanti aja ah, masih takut. Lagian anaknya juga enggak mau," kata orangtua siswa yang tidak mau disebutkan namanya kepada Liputan6.com, Rabu (4/8/2021).
Menurut dia, hanya sedikit siswa yang mengikuti vaksin di sekolah tersebut. Karena hal itu pula, tak sedikit orangtua siswa yang akhirnya ikut memilih tidak memvaksin anaknya.
"Tadi lihat cuma 11 yang setuju (divaksin), yang lain nggak," ucap dia.
Menanggapi kondisi tersebut, Tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Satgas Vaksinasi Kota Bekasi Dr Waluyo Dwi Cahyono memastikan vaksin Covid-19 aman untuk anak, sehingga tak ada yang perlu dikhawatirkan orangtua.
Menurut dia, dampak yang ditimbulkan pascavaksinasi bersifat ringan dan tidak berbahaya. Sama halnya seperti imunisasi ketika anak masih balita.
"Dampak vaksin biasanya ringan, misal demam, sama dengan vaksin lain, campak, polio, DPT, dan lain-lain," ujar Waluyo saat dikonfirmasi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Syarat Vaksinasi Covid-19 Anak
Meski demikian, menurut Waluyo, ada beberapa kondisi tertentu yang membuat anak tidak layak mengikuti vaksinasi dikarenakan beresiko.
"Penyakit akut apa saja, misal sedang pilek, panas, mencret, sedang isoman atau yang lain sebaiknya tidak divaksin," ungkap dia.
Waluyo menjelaskan, berbeda dari vaksinasi pada umumnya, vaksinasi pada usia anak tidak perlu melakukan swab terlebih dulu. Yang terpenting anak harus dipastikan dalam keadaan sehat dan fit.
"Jadi pada anak-anak yang divaksin tujuannya memberi kekebalan karena kita memasukkan bukan virus aktif. Kalau pada anak yang sakit bergejala tentu tidak boleh. Tujuan swab itu hanya untuk tracing atau epidimologi," papar dia.
Adapun yang perlu diperhatikan orangtua, sambung Waluyo, yakni memastikan anak dalam keadaan sehat, dan mengonsumsi sarapan sebelum divaksin. Sediakan juga obat penurun panas untuk berjaga-jaga jikalau anak demam setelah vaksin.
Mengingat masih tingginya kasus Covid-19 pada usia anak, Waluyo pun mengimbau para orangtua agar mengizinkan anaknya divaksin. Terlebih anak-anak bisa menjadi carrier tanpa gejala yang menularkan virus kepada orang dewasa.
"Angka Covid pada anak, tinggi. Jangan sampai anak tidak divaksin covid karena anak-anak ini bisa jadi spreading penularan," tutup dia.
Advertisement