Kades Lapor Warganya Sudah Meninggal tapi Hidup Lagi, Ganjar: Kok Medeni

Salah satu kades menulis di forum chat bahwa ada banyak warganya sudah meninggal tapi hidup lagi saat rembug desa dengan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah

oleh Felek Wahyu diperbarui 05 Agu 2021, 00:30 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo rembug desa dengan kades se-Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas)

Liputan6.com, Boyolali - Pengakuan mengejutkan diungkapkan Kepala Desa (Kades) dalam diskusi virtual dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dari candaan, kata-kata bernada santai membuat para kades dengan berani mengungkapkan permasalahan yang terjadi di desanya.

Seperti saat Ganjar menggelar Rembug Desa dengan Kades se-Kabupaten Boyolali di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (4/8/2021), seorang Kades bahkan mengaku  ada warga yang meninggal tapi hidup lagi. Ungkapan itu muncul saat diskusi penyaluran bantuan sosial itu.

Salah satu kades menulis di forum chat bahwa ada banyak warganya sudah meninggal tapi hidup lagi.

"Sebentar sebentar, itu Kades Gunung Simo nulis ada warganya yang mati hidup lagi. Kok medheni (mengerikan). Coba Mas dihidupkan, saya pengen ngobrol," kata Ganjar.

Kepada Gubernur, Yogi, Kades Gunung Simo menjelaskan maksud warganya meninggal hidup lagi dikarenakan sudah meninggal namanya muncul sebagai penerima bantuan.

"Ada banyak pak, sudah meninggal lama, sudah lama tidak dapat bantuan karena sudah kami verifikasi. Lha sekarang kok muncul lagi pak. Masuk daftar penerima bantuan. Kan namanya hidup lagi itu," kata Yogi, yang membuat tertawa sejumlah kades dan Ganjar.

Mendapat keluhan itu, Ganjar yang sempat tertawa pun mengaku paham dengan maksud Yogi karena di beberapa tempat yang ia kunjungi, banyak kasus serupa. Di mana ada warga yang sudah meninggal, tapi tetap menerima bantuan dari pemerintah pusat.

"Ada banyak Pak, sekitar 9-10 kepala keluarga yang sudah meninggal, tapi dapat bantuan. Ya kita kembalikan Pak bantuannya, karena tidak tepat sasaran,” ungkapnya.

“Kami heran Pak, padahal dulu sudah diverifikasi, kok munculnya tetap sama. Apa mungkin pakai data lama ya Pak," tanyanya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Verifikasi Penerima Bantuan

Gubernur Ganjar Pranowo rembug desa dengan kades se-Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Humas Pemkab Banyumas)

Selain Yogi, Komarudin Kades Banyuanyar, meminta agar ada pembenahan data bansos, karena apa yang diusulkan dari desa beda dengan data pusat.

"Untungnya kami sejak 2017 lalu ada musyawarah desa yang khusus membahas kemiskinan. Jadi masalah seperti ini, bisa kita atasi," aku Komarudin.

"Di desa kami ada 38 warga yang dapat bansos dobel pak. Itu kami alihkan ke warga yang lain tidak bisa. Bagaimana pak, supaya bisa langsung kami alihkan. Soalnya masyarakat banyak yang butuh," kata Kades Senden, Sularsih.

Ganjar langsung menjawab bahwa perbaikan data terus dilakukan. Pihaknya sudah mengirimkan surat ke Kemensos terkait hal itu.

"Tapi ndak bisa langsung dialihkan ke warga lain. Harus dikembalikan dulu, karena itu ada prosesnya. Mengelola keuangan negara kan tidak sembarangan," jawabnya.

Dari acara Rembug Desa itu, Ganjar mengatakan problem yang dialami kades-kades di Jateng relatif sama. Kalau penanganan Covid-19, Ganjar tidak khawatir karena semua desa sudah berjalan dengan baik.

"Tapi persoalan bantuan ini yang banyak dikeluhkan. Ada kades yang menyampaikan bloko sutho (jujur) Pak yang meninggal hidup lagi katanya. Karena memang ada beberapa data yang pernah diverifikasi muncul lagi," imbuhnya.

Makanya, pihaknya terus komunikasi dengan Kemensos terkait hal ini. Pihaknya berharap, Kemensos segera memberikan data agar bisa diverifikasi langsung di lapangan.

"Kalau dari Kemensos bisa cepat memberikan, maka itu bisa membantu. Sebenarnya tidak banyak, tapi ini menciderai masyarakat. Banyak yang protes dan kades-kades ini jadi pusing. Meskipun sebenarnya sebagian besar sudah benar, tapi yang sedikit ini bisa nyrimpeti," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya