Minat Emiten Himpun Dana dari Pasar Modal Masih Baik, Ini Buktinya

Hingga 30 Juli 2021, ada 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk di BEI.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Agu 2021, 07:24 WIB
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 64 perusahaan tercatat yang melantai di pasar modal Indonesia yang telah mencatatkan saham, obligasi, dan sukuk hingga akhir Juli 2021.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, melihat jumlah perusahaan tersebut menunjukkan minat perusahaan untuk menghimpun dana di pasar modal Indonesia masih dinilai baik. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi dan pertumbuhan yang terus berlanjut pada semester II-2021.

"Hal ini diharapkan dapat memberikan iklim positif bagi ekosistem pasar modal Indonesia,” ujar Nyoman kepada awak media, Rabu (4/8/2021).

Data dari Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2021 diperkirakan sebesar 3,5 persen - 4,3 persen.

Sementara itu, Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada 2021 sebesar  5,8 persen atau meningkat tipis dari perkiraan sebelumnya 5,7 persen.

"Ditinjau dari perkembangan perusahaan yang mencatatkan Efeknya di Bursa, baik berupa saham, obligasi dan sukuk, pada tahun ini pertumbuhannya relatif lebih baik.," kata Nyoman.

Hingga 30 Juli 2021, ada 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham, obligasi dan sukuk yang mencapai Rp 61,7 triliun. Hingga akhir Juli 2021, terdapat 48 perusahaan yang berada dalam pipeline saham, obligasi, sukuk dan akan bertambah lagi mengingat adanya waktu sekitar lima bulan hingga akhir tahun 2021.

 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penggalangan Dana di Pasar Modal

Pekerja duduk di depan layar grafik pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat penggalangan dana di pasar modal mencapai Rp 61,7 triliun.Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, penghimpunan dana itu masih didominasi penerbitan obligasi dan sukuk, dibandingkan dengan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).

"Sampai dengan 30 Juli 2021, obligasi dan sukuk yang diterbitkan korporasi dan tercatat di Bursa berjumlah 51 emisi dengan total emisi sebesar Rp 54 triliun, dan diterbitkan oleh 37 perusahaan," ujar  Nyoman kepada awak media, Rabu, 4 Agustus 2021.

Sedangkan perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa , sebanyak 27 perusahaan dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 7,7 triliun.

"Sehingga total dana yang sudah terhimpun oleh perusahaan-perusahaan yang telah mencatatkan Saham, Obligasi dan Sukuk sebesar Rp 61,7 triliun,” ujar Nyoman.

Selain IPO, Nyoman mengatakan penggalangan dana lainnya dapat dilakukan melalui rights issue oleh Perusahaan Tercatat. Hingga 30 Juli 2021, sudah ada 16 Perusahaan Tercatat yang melakukan rights issue dengan dana yang berhasil dihimpun sekitar Rp 35,7 triliun.

Masih dalam rangka penggalangan dana, ada pula pencatatan Surat Berharga Negara (SBN) di Bursa. Sampai dengan 30 Juli 2021 sudah ada 32 seri baru (new listing) SBN yang dicatatkan di Bursa. SBN tersebut terdiri dari pencatatan Surat Utang Negara (SUN) dan Sukuk Berharga Syariah Negara (SBSN). Adapun jumlah SBN yang sudah dicatatkan di Bursa mencapai Rp 125 triliun.

"Beberapa di antara SBN tersebut, khususnya berupa Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) telah jatuh tempo,” Nyoman menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya