Meski Ada PPKM, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2021 Prediksi di Atas 6 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2021 pada Kamis (5/8/2021) ini.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 05 Agu 2021, 11:23 WIB
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II 2021 pada Kamis (5/8/2021) siang ini. Meski pada kurun waktu tersebut ada kebijakan PPKM, sejumlah analis sepakat pertumbuhan ekonomi positif di atas 6 persen.

Seperti diutarakan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, yang meyakini jika pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 7 persen pada kuartal II-2021.

Prediksi ini mengacu pada kondisi perekonomian Indonesia yang mulai menunjukkan tren membaik bahkan menuju pemulihan.

"Meningkatnya mobilitas masyarakat pada kuartal II/2021 mendorong kenaikan permintaan yang berpengaruh pada kredit yang mulai mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi di Juni 2021 sebesar 1,83 persen (ytd), sehingga prediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 sebesar 7 persen dapat tercapai," jelas Wimboh, seperti dikutip Kamis (5/8/2021).

Kendati demikian, diakui seiring meningkatnya kasus aktif pada Juni 2021 yang menahan kembali aktivitas masyarakat. Ini tercermin pada turunnya kenaikan aktivitas masyarakat dari 6,7 persen di Mei 2021 menjadi 5,2 persen. "Ini dapat sedikit berpengaruh terhadap prediksi semula," lanjut dia.

Dikatakan jika efektivitas pelaksanaan PPKM level 4 yang disertai peningkatan distribusi dan pelaksanaan vaksinasi Covid 19, serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, akan dapat mengakselerasi pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat kedepan.

Wimboh menekankan jika pertumbuhan ekonomi saat ini masih ditopang sektor konsumsi yang sangat tergantung dari mobilitas masyarakat.

Untuk itu, perlu dibuka ruang sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih sustain selain sektor konsumsi, yang menyerap tenaga kerja dan beriorientasi ekspor agar ekonomi dapat tumbuh lebih stabil dan berkesinambungan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Prediksi Lain

Pemandangan deretan gedung dan permukiman di Jakarta, Rabu (1/10/2020). Meski pertumbuhan ekonomi masih di level negatif, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut setidaknya ada perbaikan di kuartal III 2020. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski cenderung lebih kecil, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 6,2-6,7 persen di kuartal II 2021.

"Kami perkirakan bahwa Indonesia akan keluar dari resesi dengan ekonomi tumbuh sekitar perkiraan berkisar dari 6,2 persen hingga 6,7 persen pada kuartal II-2021," kata Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky dikutip dari laporannya.

Laporan LPEM FEB UI menunjukan, pertumbuhan tersebut terjadi karena memasuki triwulan kedua tahun ini aktivitas ekonomi di Indonesia cukup kuat di tengah maraknya kasus Covid-19 sejak pertengahan Juni lalu.

Sebagai indikasi pulihnya pertumbuhan ekonomi yang signifikan, kinerja kredit meningkat tajam sepanjang April dan Mei 2021. Terutama didorong oleh peningkatan kredit modal kerja dan kredit investasi.

Pertumbuhan positif kredit konsumsi dan akselerasi inflasi inti menunjukkan daya beli mulai pulih meskipun konsumen masih enggan berbelanja. Pada bulan Juni Indonesia terus mencatatkan surplus perdagangan selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei tahun lalu di tengah awal gelombang kedua pandemi Covid-19.

Secara keseluruhan aktivitas ekonomi pada triwulan II-2021 relatif kuat karena pelonggaran pembatasan sosial, stimulus pemerintah, serta momen Ramadhan dan Idulfitri di tengah maraknya kasus Covid-19 belakangan ini. Sehingga pihaknya memperkirakan bahwa Indonesia akan keluar dari Resesi dengan ekonomi tumbuh sekitar 6, 4 persen secara tahunan (berkisar 6,2-6,7 persen).

Namun lonjakan tajam dalam kasus positif Covid-19 dan pembatasan sosial yang berkepanjangan sejak akhir bulan Juni diperkirakan akan menahan kemajuan pemulihan ekonomi pada sisa triwulan tahun ini. Sehingga membuat prediksi pertumbuhan untuk 2021 sekitar 3,2 persen hingga 3,9 persen secara year on year.   

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya