Indonesia Bakal Punya 25.000 SPKLU di 2030

Pemerintah menargetkan pembangunan 25 ribu unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada 2030

oleh Andina Librianty diperbarui 05 Agu 2021, 12:50 WIB
Petugas menunjukkan mesin Stasiun SPKLU di SPBU Pertamina Fatmawati, Jakarta, Minggu (13/12/2020). PT Pertamina (Persero) telah melakukan softlaunching SPKLU komersial di Jakarta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menargetkan pembangunan 25 ribu unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada 2030. Hal ini sebagai upaya mempercepat pengembangan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Sampai saat ini, tercatat telah dibangun147 SKPLU di 119 lokasi.

"Dalam dokumen Grand Strategi Energi Nasional, kendaraan listrik sendiri ditargetkan mencapai 2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik di tahun 2030. Sementara untuk target pembangunan SPKLU sebanyak 25.000 unit di tahun 2030. Sampai saat ini telah terbangun 147 SKPLU di 119 lokasi," ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rida Mulyana, dalam konferensi pers pada Kamis (5/8/2021).

Upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut, kata Rida, dengan menerbitkan regulasi pendukung berupa Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tentang Kesediaan Infrastruktur Pengisian Listrik Untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Permen tersebut mengatur tanggung jawab badan usaha, proses perizinan, skema listrik, tarif tenaga listrik, insentif, dan keselamatan berusaha.

Rida menegaskan program ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan transisi energi bersih dan efisien, menghemat devisa serta menghemat subsidi BBM.

"Dengan meningkatkannya penggunaan kendaraan listrik dan dibarengi penyediaan energi bersih, kami menargetkan kapasitas pembangkit EBT mencapai 38 Giga Watt di tahun 2030," katanya.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza, mengutarakan pesatnya perkembangan Electro-Mobility (e-Mobility) atau kendaraan listrik. Konsep ini mengadopsi penggunaan teknologi powertrain listrik, sistem informasi dalam kendaraan, teknologi komunikasi, dan infrastruktur pendukung yang saling terhubung.

"e-Mobility diyakini sebagai jawaban atas kebutuhan transportasi di masa depan bukan hanya di dunia, tapi juga di Indonesia," jelasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik

Petugas melakukan pengecekan mesin Stasiun SPKLU di SPBU Pertamina Fatmawati, Jakarta, Minggu (13/12/2020). SPKLU ini merupakan upaya Pertamina untuk mendukung pemerintah dalam mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik dalam negeri. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menurut Hammam, terdapat beberapa faktor yang mengakibatkan meningkatnya e-mobility secara masif dan global. Diantaranya, kesadaran akan perubahan iklim, reduksi emisi karbon, teknologi kendaraan listrik dan infrastruktur serta peningkatan jumlah kendaraan listrik.

"Ini mendukung ekosistem kendaraan listrik, yang juga diproyeksikan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM dengan potensi di 2021 mencapai 125 ribu unit pada mobil listrik dan motor listrik sebesar 1,34 juta unit," tuturnya.

Sebagai bentuk dukungan, BPPT juga tengah melakukan kajian ketekno-ekonomian, model bisnis komersialisasi SPKLU untuk charging point operator, mengembangkan perangkat lunak Charging Station Management Station (CSMS), AC Fast charging station dan home charging serta platform pengguna untuk battery swap station.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya