Bukalapak Dukung Program Vaksinasi Merdeka yang Digagas Polda Metro Jaya

Lewat program ini, Bukalapak berpartisipasi dalam program Vaksinasi Merdeka yang diadakan di wilayah DKI Jakarta

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 06 Agu 2021, 11:30 WIB
Warga saat mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis kedua di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (2/8/2021). Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria mengungkapkan Pemprov DKI akan mempercepat pemberian vaksin dosis kedua sebagai upaya mempercepat kekebalan komunal (herd immunity). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Bukalapak mengumumkan ikut berpartisipasi dalam gerakan Vaksinasi Merdeka yang dicanangkan Polda Metro Jaya yang diselenggarakan setiap hari mulai 1 hingga 17 Agustus 2021. Partisipasi ini merupakan bentuk kepedulian terhadap kondisi sekaligus mengurangi penyebaran Covid-19.

Ada 200 dosis vaksin per hari yang disalurkan pada masyarakat di setiap gerai. Program ini didukung 1.431 relawan nakes dan 2.694 relawan non-nakes yang telah bergabung.

Pelaksanaan program vaksinasi ini akan dilakukan di hampir 900 RW yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Sejalan dengan program ini, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin pun mengajak masyarakat, khususnya warga yang ada di wilayah DKI Jakarta untuk segera divaksin.

"Kami berharap dengan semakin banyak masyarakat yang telah divaksin, akan membuat kekebalan komunitas (herd immunity) sehingga kondisi kesehatan dan perekonomian Indonesia dapat kembali pulih," tutur Rachmat dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (6/8/2021).

Untuk mengikuti vaksinasi dalam program ini, masyarakat yang telah berusia 12 tahun ke atas dan berada di wilayah DKI Jakarta dapat melakukan registrasi secara online lewat situs web program Vaksinasi Merdeka.

Selain itu, masyarkat juga dapat langsung mendatangi titik-titik lokasi vaksinasi dengan membawa KTP atau fotokopi KK untuk yang berusia di bawah 17 tahun. Informasi lebih lanjut soal program ini dapat diakses langsung di situs Vaksinasi Merdeka.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


CEO Bukalapak: Kami Sudah All-Commerce, Bukan Cuma E-Commerce

Muhammad Rachmat Kaimuddin, CEO Bukalapak. Dok: Bukalapak

Di sisi lain, CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menuturkan, Bukalapak saat ini sudah tak lagi sekadar e-commerce, tapi all-commerce atau menjangkau seluruh kanal. Hal itu bukannya tanpa alasan sebab Bukalapak memang kini menaungi pelapak (online merchant) dan Mitra Bukalapak (warung offline).

"Akhir 2020, (Bukalapak) punya 6,5 juta (online merchant) dan warung offline (Mitra Bukalapak) 7 juta. Total UMKM di bawah ekosistem Bukalapak ada 13,5 juta pada akhir 2020. Jadi bisa dibilang kami ini bukan cuma e-commerce, tapi sudah all-commerce," tutur Rachmat saat bertemu dengan Liputan6.com, Jumat (2/7/2021).

Lebih lanjut Rachmat menuturkan, Bukalapak memang ingin membuat UMKM naik kelas, bukan lagi membakar uang. Terlebih data menunjukkan transaksi e-commerce di Indonesia belum terlalu signifikan dibanding transaksi ritel.

"Business model kami tidak mau ikut seperti itu (membakar uang)," tuturnya. Menurut Rachmat, transaksi e-commerce di Indonesia masih sekitar 5 hingga 10 persen, sedangkan 95 persen transaksi masih terjadi di offline dengan 66 hingga 75 persen terjadi di warung.

Berdasarkan data pula, 70 persen transaksi e-commerce terjadi di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang. Padahal penduduk di lima kota besar itu hanya 10 persen dari populasi Indonesia secara keseluruhan, sehingga masih ada potensi untuk melayani 90 persen sisanya.

Rachmat menuturkan, Bukalapak merasa online marketplace tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Karenanya pada 2016 atau 2017, Bukalapak melakukan perubahan bisnis dengan menghadirkan Mitra Bukalapak.

"Kami ingin warung itu naik kelas biar modern. Sebab, warung itu masih memiliki masalah seperti berupa bisnis individual dan tidak tersentuh teknologi. Untuk itu, kami membuatkan aplikasinya dan menawarkan solusi untuk warung menjadi modern," ujar Rachmat.


Toko Modern Menurut Bukalapak

Adapun kategori modern yang dimaksud Bukalapak, menurut Rachmat, adalah bisa melayani transaksi virtual atau digital, tidak hanya menjual barang fisik. Jadi bisa melayani transaksi pembayaran listrik, pajak, utilitas, pulsa, tagihan, termasuk voucher game.

"Kedua, toko modern mempunyai keunggulan supply chain logistic modern dan efisien," tuturnya melanjutkan. Untuk melakukan hal tersebut, Bukalapak pun membuat supply chain untuk membantu agar warung bisa mendapatkan harga bagus dengan sistem negosiasi pada principal wholesale.

Selain itu, warung modern juga dapat memberikan layanan tambahan. Sebagai contoh, di sektor perbankan, warung bisa menjadi agen Laku Pandai layanan keuangan tanpa kantor dari Bank Mandiri.

"Jadi, warung bisa melayani banking process. Dalam hal ini emiten, ada 100 ribu agen Laku Pandemi melayani pengiriman uang. Kalau bank punya cabang fisik di 35.000 titik, dalam setahun terakhir, kami sudah punya tiga kali dari bank," tutur Rachmat menutup pernyataannya.

(Dam/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya