Survei Sebut Gorontalo Peringkat Pertama Provinsi Paling Bandel Gunakan Masker, Kok Bisa?

Menjadi daerah terendah kesadaran memakai masker, Pemerintah Provinsi Gorontalo mengerahkan aparaturnya untuk meningkatkan kesadaran warga menggunakan masker, termasuk di desa terpencil.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 06 Agu 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi Masker (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Menjadi Daerah terendah dengan kesadaran memakai masker, Pemerintah Provinsi Gorontalo mengerahkan aparaturnya untuk meningkatkan kesadaran warga menggunakan masker, termasuk di desa terpencil.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku sedih atas hasil survei yang menyebut daerahnya sebagai peringkat pertama tidak patuh menggunakan masker se-Indonesia.

Gubernur Rusli meminta diidentifikasi OPD mana yang punya aparatur di tingkat desa yang dievaluasi dan dibiayai oleh APBD Provinsi. Tenaga Pendamping Keluarga Harapan (PKH), tenaga penyuluh pertanian, dan sumber daya lain diminta aktif untuk memberikan edukasi dan membagi masker kepada masyarakat di tingkat desa.

"Sengaja hari ini saya ajak rapat, saya minta mereka kampanyekan protokol kesehatan, terutama memakai masker. Jika di desa tidak maksimal, maka ada konsekuensi pengurangan insentif. Jadi ada take and give-nya gitu," kata Rusli saat memimpin rapat pimpinan OPD secara daring.

Terkait dengan rencana tersebut, Gubernur Rusli meminta Dinas PMD Dukcapil sebagai instansi yang beririsan dengan aparatur desa diminta aktif memonitor perkembangannya. Begitu juga dengan Dinas Sosial penggerak PKH dan Dinas Pertanian yang mengurusi penyuluh.

Meski masyarakat di tingkat desa menjadi kewenangan Bupati dan Wali Kota, tetapi Rusli berharap aparaturnya ikut ambil bagian. Masalah penanganan Covid-19 khususnya membangun kesadaran penggunaan masker butuh perhatian dan dukungan semua pihak.

"Saya jujur saja kaget dengan hasil penilaian satuan tugas Covid-19 di mana Gorontalo tertinggi tidak menggunakan masker, angkanya 75 persen," ujarnya. 

"Saya berdiskusi dengan Pak Kapolda, beliau menduga bahwa hasil ini karena kita tidak pernah mengisi aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 (BLC). Ini mungkin mengakibatkan kita paling tinggi," bebernya.

Terkait dengan pengisian aplikasi tersebut, ia meminta semua ASN Gorontalo termasuk Pegawai Tidak Tetap (PTT) diminta aktif mengisi. Pelaporan pengisian aplikasi BLC dikoordinasi oleh Badan Kepegawaian Daerah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Yana Yanti Suleman menjelaskan, hasil survei penggunaan masker di Gorontalo yang rendah dipengaruhi oleh pelaporan aplikasi Bersama Lawan Covid-19 yang rendah. 

"Aplikasi tersebut juga harusnya memuat laporan tentang pelaksanaan PPKM di daerah serta posko yang didirikan di Kabupaten dan Kota apakah beroperasi atau tidak," kata dr Yana.

Pemprov Gorontalo sendiri sejauh ini sudah melakukan segala cara agar edukasi penggunaan masker berjalan maksimal. Edukasi melalui mobil publikasi, penggunaan media sosial hingga turun langsung ke pasar-pasar tradisional. Selain mengedukasi juga dilakukan pembagian masker.

Simak juga video pilihan berikut:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya