Makin Beragam, BEI Catat 739 Saham di Indonesia

Untuk transaksi harian terbanyak, BEI mencatat pada 14 Januari terjadi sejarah baru karena terdapat 2 juta transaksi hanya dalam satu hari.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 05 Agu 2021, 22:40 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu investasi yang banyak diminati masyarakat Tanah Air saat ini, investor bisa memilih ratusan saham perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analyst Pengembangan Calon Perusahaan Tercatat BEI, Kandita Dara menyebut, hal ini sejalan dengan meningkatnya investor ritel di Tanah Air setiap tahun.

"Terdapat 739 saham yang tercatat di Indonesia, obligasinya ada 126. Untuk market cap kalau digabung semua itu sekitar Rp7.306 triliun," katanya, Kamis (5/8/2021).

Kandita menegaskan, jumlah investor selama tiga tahun terakhir telah mengalami kenaikan hingga 3 kali lipat. Tercatat pada 2018 hanya terdapat 800 ribu investor.

"Jumlah investor saham terus bertambah, 2018 hanya di angka 800 ribuan, tapi di Agustus 2021 sudah menjadi 2,5 juta. Angka ini menjukan bila ada kenaikan hingga 3 kali lipat dalam waktu 3 sampai 4 tahun," ujarnya.

Tak hanya itu, investor yang saat ini mendominasi datang dari dalam negeri dan merupakan investor retail.

"Jumlah investor domestik indonesia semakin bertambah. Semester I 2021, 59,3 persen itu di dominasi investor retail. Semoga ini bisa memberikan dampak positif di Indonesia, jadi enggak terlalu bergantung pada kapital market luar meski ada global krisis," tuturnya.

Untuk transaksi harian terbanyak, BEI mencatat pada 14 Januari terjadi sejarah baru karena terdapat 2 juta transaksi hanya dalam satu hari.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


IPO Unicorn Bakal Dongkrak Kapitalisasi Pasar

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sejumlah perusahaan teknologi berstatus unicorn dan decacorn akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO). Hal ini ternyata mampu memberikan sentimen positif ke pasar modal Indonesia.

"Dengan masuknya unicorn di indonesia diharapkan mampu meningkatkan pasar sekitar Rp500 triliun, atau 7,7 persen apabila 27 unicorn yang ada saat ini masuk," kata Analyst Pengembangan Calon Perusahaan Tercatat BEI, Kandita Dara, Kamis 5 Agustus 2021.

Kandita juga menegaskan, hadirnya satu unicorn di pasar modal Indonesia diharapkan mampu mendorong perusahaan di segmen yang sama untuk melakukan IPO, sehingga pilihan bagi para investor semakin beragam.

"Keberhasilan IPO unicorn di pasar modal Indonesia akan meningkatkan kredibilitas pasar modal Indonesia dan meningkatkan selera calon unicorn lainnya untuk IPO dan tercatat di Bursa Efek Indonesia," ujarnya.

Kandita juga menegaskan, banyaknya pengguna teknologi di Indonesia menjadi peluang bagi perusahan untuk menjangkau investor Tanah Air.

"Banyaknya pengguna dari setiap perusahaan teknologi di Indonesia meningkatkan potensi pertumbuhan investor di pasar modal Indonesia melalui konversi pengguna di ekosistemnya menjadi investor perusahaan," tuturnya.

Penambahan emiten dari industri teknologi diharapkan mampu meningkatkan potensi Indonesia sebagai tujuan investasi bagi investor global. Komposisi sektor teknologi dalam portofolio investor diperkirakan akan meningkat di tahun-tahun mendatang, terlebih dengan adanya pilihan baru. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya