Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China mencopot sejumlah pejabat kota Zhangjiajie termasuk seorang direktur departemen gawat darurat di RS Rakyat Zhangjiajie yang dinilai tidak beres dalam mengatur antrean tes COVID-19.
Berita ini pun menjadi yang terpopuler di kanal Global Liputan6.com edisi Jumat (6/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Selanjutnya, AS dan UE kini tengah menghadapi seriusnya kasus varian Delta. Maka dari itu, kedua pemerintah pun kian menggencarkan vaksinasi COVID-19 sebagai upaya mengatasinya.
Masih seputar COVID-19, berita penting lainnya adalah keprihatinan WHO terhadap penderita Long COVID, di mana para pasien COVID-19 masih merasakan gejala penyakit yang berkepanjangan.
Simak ketiga berita paling populer di kanal Global Liputan6.com edisi Jumat (6/8/2021) dalam Top 3 berikut:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Antrean Tes COVID-19 Berantakan, China Copot Direktur RS Terkait
Kota wisata Zhangjiajie di Provinsi Hunan, China, sedang diserang varian Delta dari COVID-19. Salah satu klaster berasal dari performa hiburan untuk para turis, sehingga memicu penyebaran virus ke setidaknya delapan provinsi.
Akibat hal ini, pemerintah kota Zhangjiajie menghukum 20 pejabat dan pegawai publik karena respons yang lambat dalam mencegah pencegahan.
Advertisement
2. AS dan UE Hadapi Varian Delta dengan Gencar Vaksinasi COVID-19
New York Amerika Serikat mewajibkan orang-orang yang beraktivitas di sejumlah ruang publik, seperti restoran dan pusat kebugaran, untuk menunjukkan bukti vaksinasi. Sementara itu, setengah populasi Uni Eropa telah sepenuhnya divaksin.
Virus Corona varian Delta yang sangat menular telah mendorong lonjakan infeksi di seluruh dunia, termasuk di negara-negara yang sebelumnya menyatakan berhasil mengatasi pandemi COVID-19.
3. WHO Prihatin dengan Penderita Long COVID-19
Dengan 200 juta orang diketahui mengidap COVID-19, WHO mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan jumlah tak dikenal yang mungkin masih menderita long COVID-19 -- Sindroma Pasca COVID-19 bukan berarti di dalam tubuh pasien masih ada virus Corona.
Advertisement