Liputan6.com, Jakarta - Greysia Polii/Apriyani Rahayu menorehkan sejarah di Olimpiade Tokyo 2020. Ganda putri Indonesia itu meraih medali emas usai mengalahkan pasangan Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan, menang dua set langsung 21-19 dan 21-15.
Bertanding di final Olimpiade ternyata tak membuat Greysia/Apriyani tegang. Greysia mengaku malah santai pada malam sebelum laga final.
Advertisement
"Biasanya sebelum final itu tidur lima atau enam jam. Pas mau final (Olimpiade, red) malah tidur 10 jam. Itu berkat luar biasa buat kami," kata Greysia dalam jumpa pers via Zoom, Jumat (6/8/2021).
Greysia mengaku ia dan Apriyani memang tidak pernah ambil pusing soal target medali yang dibebankan. Ia mengatakan, selalu berfokus untuk menuntaskan setiap pertandingan.
Hal senada diungkapkan Apriyani. Pemain asal Konawe, Sulawesi Tenggara itu mengaku hanya menjaga fokus ketika menghadapi pertandingan.
"Saya hanya menyiapkan itu dulu. Tidak mau memikirkan hal-hala lain. Pada akhirnya itu berpengaruh juga di atas lapangan," ujar Apriyani.
Diterapkan Sang Pelatih
Pola pikir Greysia/Apriyani itu ternyata tak datang secara tiba-tiba. Ya, ada andil Eng Hian selaku pelatih keduanya yang juga menerapkan pola pikir serupa.
Pelatih asal Solo, Jawa Tengah itu mengaku sering meminta Greysia/Apriyani untuk menikmati setiap momen di Olimpiade. "Prinsipnya bersukur hari ini, berdoa untuk esok hari," kata Eng Hian.
Advertisement
Emas di Semua Nomor
Di sisi lain, keberhasilan Greysia/Apriyani membuat Indonesia menyamai torehan Tiongkok di cabang badminton. Indonesia kini telah mengoleksi emas di semua nomor badminton yang dipertandingkan di Olimpiade.