Liputan6.com, Jakarta - Tampil di Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung di tengah pandemi covid-19 meninggalkan kesan bagi ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Pasalnya, mereka harus menjalani tes saliva hampir setiap hari.
Diakui Greysia, tes itu malah lebih menegangkan ketimbang saat tampil di final Olimpiade Tokyo 2020. Pasalnya, jika dinyatakan positif, Greysia/Apriyani harus pulang dan didiskualifikasi dari Olimpiade.
Advertisement
"Saya berpikir, jangan sampai sudah semifinal, tapi pagi-pagi bangun lalu tes saliva. Lalu hasil keluar dan ada apa-apa (positif, red). Itu lebih membuat saya khawatir," kata Greysia dalam jumpa pers via Zoom, Jumat (6/8/2021).
Panitia Olimpiade Tokyo 2020 mengharuskan setiap atlet yang ikut serta menjalan tes saliva untuk mengetahui kesehatan para atlet. Mereka yang dinyatakan positif tanpa ampun langsung dipulangkan ke negara masing-masing setelah menjalani isolasi mandiri.
Beruntung bagi Greysia/Apriyani, sepanjang Olimpiade Tokyo 2020 mereka dalam kondisi bugar. Pada akhirnya, Greysia/Apriyani mampu mempersembahkan medali emas di sektor ganda putri.
Berterima Kasih
Lebih lanjut, Greysia mengucapkan terima kasih kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan panitia lokal di Jepang. Menurutnya, kedua pihak telah bekerja keras mewujudkan Olimpiade di tengah pandemi covid-19.
Greysia pun berkesempatan menyampaikan langsung ucapan terima kasih itu kepada Ketua IOC, Thomas Bach.
"Saya berterima kasih dengan dia dan tim IOC juga pemerintah Jepang, bisa melaksanakan Olimpiade di tengah situasi ini. Pasti gak gampang buat mereka untuk tetap mnyelenggarakan Olimpiade," katanya.
Advertisement
Emas di Semua Nomor
Di sisi lain, keberhasilan Greysia/Apriyani membuat Indonesia menyamai torehan Tiongkok di cabang badminton. Indonesia kini telah mengoleksi emas di semua nomor badminton yang dipertandingkan di Olimpiade.