OJK Pastikan Proyek Infrastruktur Tak Boleh Setop selama Pandemi Covid-19

Menurut Ketua OJK Wimboh Santoso, jasa konstruksi selalu berkaitan dengan sektor lainnya. Seperti contoh pembangunan rumah yang melibatkan pekerja di sektor konstruksi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Agu 2021, 19:50 WIB
Kepala OJK Wimboh Santoso menyampaikan paparan dalam pertemuan dengan pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan, pihaknya akan memastikan agar proyek-proyek konstruksi dan infrastruktur, khususnya yang dikerjakan oleh pemerintah tidak terhenti akibat pandemi Covid-19. Sebab bila terjadi, maka dampaknya akan merembet hingga sektor keuangan juga terbebani.

Hal itu disampaikannya dalam webinar yang digelar DPP PDI Perjuangan (PDIP) secara daring, Jumat (6/8/2021).

Wimboh tak menyangkal jika pandemi covid-19 telah menyebabkan penurunan ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat umum non-PNS. Pedagang pakaian disebutnya menjerit karena warga tak lagi berbelanja, katering juga terhenti, hotel tak terisi, dan lain-lain. Dampaknya, perbankan juga terbebani karena pengusaha tak mampu membayar kredit.

Begitupun di sektor konstruksi. Jika para pengusaha melakukan pembangunan namun kesulitan mencari pembeli, Wimboh mengatakan, banyak yang harus menghadapi potensi kredit macet. Oleh karenanya, OJK mengajak semua pihak berdiskusi agar restrukturisasi bisa dilakukan.

"Nasabah-nasabah yang tidak bisa mengangsur karena pandemi tidak dikategorikan macet. Karena kalau macet, urusannya panjang. Berarti harus menunggu lama diratifikasi menjadi tidak macet, legalnya rumit, sehingga kami tahan," kata Wimboh.

Untungnya, ia mengutarakan, situasi perlahan mulai berjalan membaik. Itu tergambar dari pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen yang menurutnya sejalan dengan adanya peningkatan pada sejumlah indikator.

"Kegiatan dunia usaha semakin ekspansif dan juga kapasitas produksi ekonomi sudah tumbuh atau usaha sudah tumbuh. Manufacturing index angka-angka statistik sudah membaik, ini sudah hampir sama sebelum pandemi," urainya.

"Keyakinan konsumen sudah meningkat, indeks penjualan ritel sudah meningkat, inflasi sudah terkendali. Indikator di perbankan sama. Kredit mulai meningkat dan ada sektor konstruksi yang kalau kita lihat kenaikannya cukup fantastis," ungkap Wimboh.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Risiko

Kepala OJK Wimboh Santoso menyampaikan paparan dalam pertemuan dengan pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/3). Para pimpinan bank umum Indonesia tersebut dikumpulkan oleh Presiden Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, ia juga mengapresiasi langkah pemerintah yang tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur di masa pandemi ini. Dalam konteks ini, OJK juga mendukung agar jasa konstruksi tidak berhenti.

Menurut Wimboh, jasa konstruksi selalu berkaitan dengan sektor lainnya. Seperti contoh pembangunan rumah yang tentu banyak melibatkan pekerja di sektor konstruksi. Saat rumah sudah jadi dan diperjualbelikan, penghuninya tentu akan membeli furniture dan barang pelengkap rumah lainnya.

"Konstruksi ini sudah banyak investasi. Jadi kalau berhenti, ini bisa berisiko. Kami menaruh perhatian khusus dan memonitor bagaimana jangan sampai berhenti," imbuh Wimboh.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya