Produksi Batu Bara Adaro Energy Turun Jadi 26,49 Juta Ton pada Semester I 2021

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat penurunan volume penjualan dan produksi batu bara pada semester I 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Agu 2021, 07:51 WIB
Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatat produksi batu bara mencapai 26,49 juta ton pada semester I 2021.Jumlah tersebut turun tiga persen dari tahun ke tahun (YoY).  Pada periode sama tahun lalu, produksi batu bara perseroan mencapai 27,29 juta ton.

Produksi batu bara perseroan terbesar berasal dari PT Adaro Indonesia. Adaro Indonesia memproduksi 21,73 juta ton batu bara pada semester I 2021 atau turun 9 persen yoy.  

PT Adaro Indonesia telah memilih PT Bukit Makmur Mandiri Utama untuk mengambil alih porsi penambangan PT Pamapersada Nusantara sebagai salah satu kontraktor pertambangan Adaro Indonesia setelah kontrak dengan Pamapersada Nusantara berakhir pada akhir Juli 2021.

Pamapersada Nusantara dan Bukit Makmur Mandiri Utama telah memberikan jasa pertambangan yang andal kepada Adaro Indonesia selama lebih dari 20 tahun.

"Mengingat rekam jejak BUMA, perusahaan yakin bahwa BUMA akan terus memenuhi target kinerja yang ditetapkan. Perusahaan juga berharap bahwa setelah transisi ini, Adaro Indonesia akan dapat semakin memperkuat daya saing maupun keandalannya,” tulis Adaro Energy.

Kemudian kontribusi produksi batu bara disumbang dari Balangan Companies yang produksi 2,46 juta ton batu bara pada semester I 2021 atau naik 7 persen yoy. Kemudian Adaro Metcol Companies mencapai 1,43 juta ton pada semester I 2021 atau naik 99 persen yoy dibandingkan semester I 2020.

Selanjutnya dari produksi batu bara Mustika Indah Permai mencapai 0,87 juta ton atau naik 289 persen yoy. Dari produksi batu bara Kestrel yang dapat dijual mencapai 2,86 juta ton pada semester I 2021. Produksi tersebut turun 10 persen yoy.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Volume Penjualan Batu Bara

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sementara itu, volume penjualan batu bara Adaro Energy pada semester I 2021 mencapai 25,78 juta ton setara dengan penurunan 5 persen yoy. Pada periode sama tahun lalu, volume penjualan batu bara sekitar 27,13 juta ton. Produksi E4700 dan E4900 tetap mendominasi penjualan batu bara Adaro Energy yang ditopang permintaan yang solid.

Pada semester I 2021, Indonesia merupakan tujuan penjualan terbesar yang meliputi 28 persen penjualan batu bara Adaro Energy.

Pasar Asia Tenggara meliputi 22 persen penjualan batu bara pada semester I 2021 dengan Malaysia yang terbesar. Porsi penjualan ke China naik menjadi 20 persen. Hal ini sejalan dengan kenaikan permintaan negara ini terhadap produksi batu bara thermal dan metalurgi Adaro Energy.


Pengupasan Lapisan Penutup

Aktivitas pekerja menggunakan alat berat saat menurunkan muatan batu bara di Pelabuhan KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Pengupasan lapisan penutup Adaro Energy mencapai 115,22 juta bank cubic meter (Mbcm) pada semester I 2021 atau naik 12 persen yoy. Nisbah kupas Adaro Energy pada semester I 2021 sebesar 4,35 kali. Adaro Energy mempertahankan panduan nisbah kupas untuk 2021 yang ditentukan sebesar 4,8 kali, dan akan mengejar target itu pada kuartal yang bercurah hujan lebih rendah.

Pada kuartal II 2021, produksi batu bara Adaro Energy mencapai 13,62 juta ton atau naik tujuh persen dari kuartal II 2020. Volume penjualan batu bara mencapai 13,19 juta ton pada kuartal II 2021, atau naik 4 persen yoy. Total volume pengupasan lapisan penutup pada kuartal II 2021 mencapai 62,88 Mbcm atau naik 18 persen yoy sehingga nisbah kupas kuartal ini mencapai 4,6 kali.

“Volume curah hujan serta jumlah jam hujan yang lebih tinggi dari perkiraan pada Mei dan Juni mempengaruhi operasi penambangan,” tulis perseroan.

Perseroan menyatakan, kondisi industri yang lebih kondusif dengan harga batu bara yang mencatat rekor tertingginya dalam sepuluh tahun terakhir semakin menunjang strategi perusahaan untuk menaikkan dan mencapai panduan nisbah kupas.

Hal ini demi memungkinkan fleksibilitas operasional jangka panjang. Perusahaan juga akan melanjutkan upaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu bara yang terintegrasi secara vertikal.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 6 Agustus 2021, saham ADRO turun 0,77 persen ke posisi Rp 1.290 per saham. Saham ADRO dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.310. Total frekuensi perdagangan 6.044 kali dengan volume perdagangan 422.234. Nilai transaksi Rp 54,8 miliar.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya