Di Balik Fenomena Sekumpulan Wanita Mengoleksi Jam Tangan Mewah Pria

Gerakan ini pun memperlihatkan perubahan pada pemasaran jam tangan mewah.

oleh Asnida Riani diperbarui 08 Agu 2021, 14:30 WIB
ilustrasi jam tangan/Photo by AJ Garcia on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Lung Lung Thun adalah salah satu kolektor jam tangan langka. Ia meneliti sejarah jam tangan, membahas jam tangan, dan membeli jam tangan, sering kali jam tangan pria yang lebih besar dengan gerakan mekanis rumit. Ia baru-baru ini membeli Patek Philippe vintage pertamanya, "kronograf" sangat mahal yang dirancang untuk pria.

"Begitu Anda masuk ke Patek vintage, Anda tidak akan pernah bisa kembali," katanya melasir laman SCMP, Sabtu, 7 Agustus 2021. Thun mengatakan, merek jam tangan terlalu sering gagal menyediakan model substansial bagi para penggemar jam tangan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

"Untuk waktu yang sangat lama, orang telah mengeluh, 'Tidak adil kalian membuat jam tangan wanita seperti ini, hanya kuarsa, kalian tidak memikirkannya,'" katanya, menambahkan bahwa merek telah membuat berbagai alasan selama bertahun-tahun untuk tetap berpegang pada materi.

Salah satunya adalah ukuran lebih kecil yang sering diinginkan wanita membatasi ukuran cadangan daya yang dapat dimasukkan ke dalam kotak arloji. "Sekarang para pria pun menginginkan jam tangan lebih kecil," ucapnya.

Merek cenderung menganggap jam tangan wanita sebagai "perhiasan yang menunjukkan waktu," alhasil terlalu sering mengawinkan emas dan permata dengan gerakan kuarsa yang murah. Penggemar seperti Thun sekarang menuntut lebih dari itu.

Para penggemar jam tangan mewah ini menginginkan gerakan in-house, komplikasi menarik, dan desain yang melampaui sekadar dekoratif. Itu sebabnya sekarang mereka sering membeli apa yang disebut jam tangan pria.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Bergesernya Pemasaran Jam Tangan

Boombox yang pernah populer pada masa 90an jadi inspirasi desain jam tangan G-Shock terbaru. Palet warna yang dihadirkan juga seakan mengulang tren masa itu. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Para bankir dan pengacara wanita yang bertubuh mungil sekarang tidak jarang memakai Rolex Sea-Dwellers maupun Daytonas 43mm, atau sebagai alternatif, sebuah G-Shock. Pemakaiannya disebut mengandung pesan, "Saya memiliki jam tangan yang dirancang untuk Anda, dan saya terlihat lebih baik memakainya."

Ketika Thun membeli Audemars Piguet 37mm pada 2018, banyak merek jam tangan yang masih mengategorikan koleksi mereka berdasarkan jenis kelamin. Garis iklan seperti "tepat untuknya" sering digunakan untuk menjual jam tangan wanita, katanya. Namun, pemasaran jam tangan telah bergeser sejak itu, dan ia menghargai pemahaman yang berkembang dari banyak pilihan kolektor wanita.

Nora Taylor, deputy editor situs web jam tangan Hodinkee, mengatakan pembagian antara jam tangan pria dan wanita sudah ketinggalan zaman, Juga, ada kepercayaan yang meningkat bahwa, baik pria maupun wanita, dapat mengenakan segala jenis atau ukuran jam tangan.

Wanita 34 tahun itu menyebut, jika seorang penggemar jam tangan menyukai "elemen" dan ukurannya, dan itu pas di pergelangan tangan, tidak masalah apakah pemakainya laki-laki atau perempuan. Dengan kata lain, ukuran bukan lagi penentu siapa yang harus memakai jam tangan yang mana.


Mengabaikan Harapan Tradisional

Ilustrasi Jam Tangan | Unsplash.com

Taylor mengatakan, "Banyak merek merilis jam tangan wanita, tapi beberapa di antaranya tidak. Kami baru saja memuat sebuah artikel di majalah kami dengan pria yang memakai jam tangan wanita dan wanita yang memakai jam tangan pria."

Ia berharap bahwa semakin banyak wanita akan merasa terbuka untuk mengabaikan "harapan tradisional" seiring berjalannya waktu. "Jalannya masih panjang untuk mencapai kesetaraan dan siapa yang terwakili dalam industri dan dianggap sebagai raksasa di industri, atau pembuat selera, atau ahli," katanya.

"Komunitas wanita dan jam tangan selalu ada, dan sekarang berkembang dan menemukan audiens baru di TikTok dan Instagram," imbuhnya.

Jaclyn Li, pembawa acara di podcast The Waiting List, telah jadi kolektor jam tangan yang serius sejak 2019. Ia pikir pria umumnya lebih tertarik pada jam tangan, khususnya koleksi jam tangan mewah, karena pilihan mereka lebih terbatas.

Wanita dapat memakai cincin, gelang, anting, kalung, dan berbagai jenis perhiasan fesyen lain, sedangkan pria profesional memiliki pilihan jauh lebih sedikit, kata Li. Ia menambahkan, kebanyakan pria hanya dapat mengekspresikan individualitas mereka melalui sepatu dan jam tangan


Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker COVID-19

Infografis 5 Tips Cegah Jerawat Saat Pakai Masker Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya