Komisi III DPR Dorong Perbaikan Internal di Kejaksaan Usai Kasus Jaksa Pinangki

Argumentasi Kejaksaan RI memecat Pinangki sambil menunggu status inkrah selama hampir dua bulan setelah vonis bersalah dinilai Hinca sangat lamban.

oleh Maria Flora diperbarui 07 Agu 2021, 13:47 WIB
Tersangka dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang terkait kepengurusan fatwa untuk Djoko Tjandra di Mahkamah Agung, Pinangki Sirna Malasari bersiap menjalani sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (30/9/2020). Sidang beragenda pembacaan eksepsi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hinca Pandjaitan mendorong perbaikan di internal Kejaksaan RI agar lebih profesional dalam menyelesaikan perkara. Khususnya setelah kasus pidana Pinangki Sirna Malasari atau jaksa Pinangki.

"Komisi III DPR RI mendorong perbaikan di tubuh Kejaksaan RI agar lebih profesional dalam menyelesaikan suatu perkara. Saat ada oknum dari Kejaksaan RI yang terbukti bersalah secara hukum, sudah menjadi kewajiban Kejaksaan RI untuk bertindak tegas," kata Hinca dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (7/8/2021) dilansir Antara.

Hinca mengatakan pemecatan terhadap Pinangki terbilang terlambat, karena kasus yang menimpa Pinangki saat dirinya menjabat sebagai jaksa telah divonis pada 14 Juni. Sedangkan dia baru resmi dipecat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) pada 5 Agustus.

"Meskipun dia dinyatakan dipecat, menurut hemat saya jelas keputusan ini terlambat," tegas Hinca. 

Menurutnya, argumentasi Kejaksaan RI memecat Pinangki menunggu status inkrah selama hampir dua bulan setelah vonis bersalah dinilai Hinca sangat lamban.

"Padahal jangka waktu untuk mengajukan kasasi hanya sebatas 14 hari. Maka secara normatif, seyogyanya keputusan pemecatan dengan tidak hormat tersebut sudah bisa dikeluarkan bulan Juli 2021," tutur-nya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pemecatan Pinangki Timbulkan Kesan Tidak Baik

Pemecatan Pinangki, lanjut Hinca menimbulkan kesan tidak baik, karena sebagian besar publik menganggap Kejaksaan baru memecat Pinangki setelah ada desakan keras dari masyarakat. 

"Peristiwa ini wajib dievaluasi. Bagaimana pun Kejaksaan RI adalah lembaga penegak hukum, sehingga mau tidak mau menjadi salah satu wajah penegakan hukum di Tanah Air," ujar Anggota Fraksi Demokrat tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya