Survei LSI: BUMN dan Koperasi Warga Dinilai Paling Pantas Mengelola SDA

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan merilis hasil survei terkait Persepsi Publik atas Pengelolaan dan Potensi Korupsi Sektor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 08 Agu 2021, 18:23 WIB
Bagi warga Citorek menganggap emas bukan lagi sumber daya alam yang bakal habis bila terus menerus diambil, namun merupakan Wewengkon Adat Kasepuhan Citorek, mereka percaya emas akan muncul kembali secara ghaib dari leluhur mereka untuk mensejahterakan anak cucunya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil survei terkait persepsi publik atas pengelolaan dan potensi korupsi sektor Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia. Menurut survei, mayoritas responden merasa SDA di Indonesia lebih pantas dieksplorasi oleh BUMN atau koperasi warga, ketimbang perusahaan swasta atau asing.

"Dua pihak yang dinilai pantas mengelola SDA yakni BUMN dan koperasi warga," ujar Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan sambil menunjukkan tabel surveinya secara daring, Minggu (8/8/2021).

Dia mengatakan, pada sektor SDA tambang mulai dari emas, tembaga, batubara, minyak, pasir dan batu, 44 persen responden menyatakan BUMN adalah perusahaan paling pantas untuk mengelolanya. Diikuti 21 persen yakni Koperasi Warga.

"Hanya 11 persen responden menilai perusahaan swasta dan 1 persen responden menilai perusahaan asing yang menyatakan keduanya pantas mengelola SDA di Indonesia," beber Djayadi.

Hasil survei hampir nyaris senada juga berlaku untuk sektor SDA lainnya seperti penangkapan dan ekspor margasatwa, pemrosesan dan impor sampah, juga penangkapan ikan dan sumber daya laut.

Bahkan, kata Djayadi, di level perkebunan mulai dari sawit juga karet, responden menilai BUMN dan koperasi adalah pihak yang lebih pantas ketimbang swasta dan asing.

"Sebanyak 34 persen responden menilai Koperasi Warga adalah pihak yang pantas mengelola SDA sektor perkebunan, sedangkan BUMN 31 persen untuk sektor yang sama. Hanya 14 persen untuk perusahaan swasta dan 1 persen untuk perusahaan asing yang menyatakan mereka pantas mengelola SDA sektor perkebunan Indonesia," jelas Djayadi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Metode Survei

Aktivis Yayasan Kehati Jakarta dan penjaga pulau melakukan upacara bendera menghadap laut dalam rangka HUT ke-74 RI di Pulau Sangiang, Banten, Minggu (18/8/2019). Kegiatan ini dilakukan serentak secara nasional di 73 titik untuk mencintai laut dan sumber daya alamnya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Survei ini memiliki total 1.200 responden secara nasional. Responden dipilih acak dalam rentang waktu Maret 2018 sampai Juni 2021.

Asumsi metode digunakan adalah simpel random sampling memiliki margin of error sebesar 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya