Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai umat Islam akan menjadi yang paling dirugikan jika hoaks seputar covid-19 tidak diakhiri. Itu sebabnya semua usaha untuk mengakhiri pandemi harus didukung termasuk melawan hoaks seputar covid-19.
Hal ini disampaikan oleh Ketua MUI bidang Komunikasi dan Informasi, KH Masduki Baidlowi. Masduki menyebut fatwa terkait fitnah dan hoaks sudah lama dikeluarkan MUI, tepatnya pada tahun 2017.
Advertisement
Dalam Fatwa nomor 24 tahun 2017 tentang Hukum dan Pedoman Bermuamalah melalui Media Sosial salah satu isinya adalah larangan melakukan sebuah kegiatan yang dapat memproduksi, menyebarkan dan-atau membuat orang-orang bisa mengakses konten maupun informasi yang tidak benar.
Selain itu setiap Muslim yang bermuamalah melalui media sosial diharamkan melakukan aktivitas akun di media sosial yang menyediakan informasi berisi hoaks, gibah, fitnah, namimah, bullying, aib, gosip, dan hal-hal lain sejenis sebagai profesi untuk memperoleh keuntungan, baik ekonomi maupun non-ekonomi, hukumnya haram.
"Fatwa itu ibaratnya mobil, kalau tidak ada rodanya maka tidak akan bisa berjalan. Itu sebabnya sosialisasi dan kerjasama antara MUI dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menjalankanya sangat penting," ujar Masduki dilansir laman resmi MUI.
"MUI punya keterbatasan untuk mensosialisasikan, namun kita selalu berikhtiar. Kita harus bekerja keras, ya ini kita lakukan, masyarakat, pemerintah juga harus kerjasama ayo. Karena sudah kita diskusikan yang kita hadapi ini adalah persoalan sistem informasi," katanya menanggapi banyaknya hoaks soal covid-19.
"Kalau tidak (tangkal hoaks covid-19) akan terus bergelimpangan korban yang lebih banyak. Saya yakin banyak umat Islam. Pertama karena mayoritas. Yang kedua, yang bandel dan secara keilmuwan tidak dalam tapi mengaku ulama, mengaku ustaz tapi justru jadi tokoh penyebaran hoax (covid-19). Kalau sudah begini yang jadi korban umat Islam," Masduki mengakhiri.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement