Covid-19 Belum Terkendali, Politikus PKS Minta PPKM Level 4 Tetap Dilanjutkan

Ketua DPP PKS Netty Prasetiyani mengatakan, kebijakan PPKM level 4 masih sangat diperlukan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Agu 2021, 11:49 WIB
Kepadatan arus lalu lintas jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (6/8/2021). Dirlantas Polda Metro Jaya mencatat, pada pelaksanaan PPKM level 4 minggu kedua terdapat kenaikan mobilitas warga Jakarta sebesar 26 persen dibanding saat PPKM Darurat dan PPKM Mikro. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PKS Netty Prasetiyani menyarankan agar kebijakan PPKM level 4 tetap dilanjutkan. Ia mengingatkan bahwa penularan Covid-19 di Indonesia belum terkendali sehingga tidak boleh ada pelonggaran yang membahayakan.

"Saya melihat bahwa kebijakan PPKM level 4 masih sangat diperlukan. Pemerintah tidak boleh melonggarkan kebijakan ini tanpa mempertimbangkan indikator laju penularan, antara lain kasus positif, BOR, dan angka kematian harian," kata Netty, Senin (9/8/2021).

Netty menyebut, positivity rate dan angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi, bahkan masih di atas 1.000 korban per harinya.

"Kasus Covid-19 di Tanah Air masih belum dapat dikendalikan secara signifikan. Lihat saja positivity rate serta kematian yang tinggi. Seminggu terakhir angka kematian akibat Covid-19 masih konsisten di atas 1.000 kematian. Bahkan, tanggal 4 Agustus lalu, angka kematian kita menjadi yang tertinggi di dunia dengan 1.598 kematian," ujar dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Testing Dinilai Masih Rendah

Anggota Komisi IX DPR ini juga menyoroti testing yang masih rendah dan tidak merata. Ia menyebut, testing Indonesia jauh dari standar WHO.

"Testing kita juga masih rendah. Testing harian kita hanya mencapai 200 ribu, jauh di bawah target pemerintah 400 ribu per hari. Testing ini juga tidak merata sebarannya. Ada yang tinggi jauh di atas standar WHO, seperti DKI (14,9:1.000 penduduk per pekan) dan DIY (15,3:1.000 per minggu)," terang dia.

Netty meminta pemerintah meningkatkan testing, terutama di luar Pulau Jawa yang memiliki tingkat kematian tinggi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya