Liputan6.com, Jakarta - Demi hentikan pandemi COVID-19, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menegaskan bahwa pembentukan imunitas bersama dengan vaksinasi perlu diupayakan. Dalam sejarah imunisasi dan vaksinasi, individu yang disuntik berkali-kali pun tidak akan mampu menghentikan wabah.
"Yang harus terjadi adalah pembentukan imunitas bersama, sebagaimana mengalahkan wabah cacar dan polio dulu, yang saat ini sudah tidak ada lagi di Indonesia," kata Reisa melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, ditulis Senin (9/8/2021).
“Bukan karena ada satu orang yang divaksin berkali-kali, tapi karena puluhan juta orang divaksin bersama-sama dalam waktu yang singkat," Reisan menambahkan.
Advertisement
Menurut Reisa, kunci sukses vaksinasi COVID-19 adalah merata dan setara untuk melindungi sesama. Walau begitu, setelah divaksin, masyarakat diharapkan tetap patuh protokol kesehatan (prokes).
"Prinsip setelah divaksin COVID-19 kita harus tetap taat dan disiplin prokes untuk lindungi sesama. Disiplin prokes, dukung 3T (testing, tracing, treatment), dan sukseskan vaksinasi bersama-sama,” lanjutnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Pastikan Target Vaksinasi Mendapatkan Vaksin COVID-19
Dalam upaya pengendalian COVID-19, tujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah setiap negara untuk memvaksinasi setidaknya 70 persen populasi sampai pertengahan tahun 2022. Pemerintah Indonesia pun berambisi dapat bisa memenuhi target ini sebelum pertengahan tahun depan.
"Hingga saat ini, yang terpenting adalah memastikan semua Saudara Saudari sebangsa mendapatkan vaksin COVID-19. Bukan bagaimana mendapatkan suntikan tambahan (booster)," terang Reisa Broto Asmoro.
"Bukan saatnya mencari cara mendapatkan suntikan dosis booster. Rasanya tidak elok kalau hanya memikirkan prioritas diri pribadi atau kelompok saja."
Masyarakat diharapkan fokus saling bantu meratakan vaksin untuk semua sasaran di Indonesia. Masih 70 persen lebih dari sasaran vaksinasi yang belum mendapatkan vaksin.
“Apakah ideal kalau banyak yang belum dapat, lalu kita memikirkan suntikan berikutnya?” ujar Reisa mengingatkan.
Advertisement