Rupiah Ditutup Melemah Menanti Kepastian PPKM Level 4

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2021, 19:09 WIB
Pekerja menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar )

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Tertekannya rupiah lebih disebabkan pelaku pasar yang menunggu kelanjutkan kebijakan PPKM Level 4.

Rupiah ditutup terkoreksi 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.363 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.353 per dolar AS.

"Saat ini pemerintah akan memutuskan kelanjutan PPKM Level 4, dilanjutkan atau tidak," kata Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin seperti dilansir dari Antara, Senin (8/8/2021).

Nanang mengatakan jumlah kasus COVID-19 di Jawa Bali saat ini melandai, namun di luar Jawa Bali justru mengalami peningkatan. Hal tersebut tentunya akan menjadi pertimbangan pemerintah.

"Ini akan memberikan pengaruh dan kemungkinan besar terjadi perpanjangan. Di ibukota, terjadi penurunan yang cukup drastis, ini juga jadi sentimen. Kemungkinan akan ada penurunan level 4 menjadi level 3," ujar Nanang.

Jumlah kasus harian COVID-19 di tanah air semakin turun di mana pada Minggu (8/8) kemarin, jumlah kasus baru mencapai 26.415 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 3,66 juta kasus.

Meski demikian, jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 masih tinggi yaitu bertambah 1.498 kasus sehingga totalnya mencapai 107.096 kasus.

Sementara itu, sebanyak 3,08 juta orang telah dinyatakan sembuh sehingga total kasus aktif COVID-19 mencapai 474.233 kasus.

Pelaku pasar juga memandang positif pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif pada kuartal II 2021 yaitu mencapai 7,07 persen (yoy).

Meski demikian, kekhawatiran kembali terkontraksinya ekonomi pada semester II 2021 juga muncul seiring merebaknya varian delta.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Faktor Eksternal

"Untuk faktor eksternal yaitu efek positif data tenaga kerja AS baik tingkat pengangguran, non farm payroll, pendapatan per jam di AS yang secara keseluruhan menunjukkan hal yang positif, akan memberikan dorongan terhadap penguatan indeks dolar berada pada 92,78 per hari ini," kata Nanang.

Di tengah membaiknya data ekonomi AS, lanjut Nanang, pelaku pasar juga terus mencermati sinyal dari bank sentral AS The Fed, terkait pengetatan stimulus atau tapering.

Pada rapat terakhirnya pada minggu lalu, The Fed menyatakan tapering tidak akan segera dilakukan dalam waktu dekat mengingat laju inflasi dan data ekonomi yang kurang begitu baik.

"Di satu sisi, pekan ini akan dirilis data indeks konsumen dan indeks data produsen pada Rabu dan Kamis," ujar Nanang.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi 14.370 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.363 per dolar AS hingga 14.385 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi 14.378 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.369 per dolar AS.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya