Liputan6.com, Jakarta - Pelari cepat Amerika Serikat (AS), Allyson Felix, pertama kali berkompetisi sebagai seorang ibu saat berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 dalam kategori 400 meter. "Saya ingin menunjukkan pada putri saya, Camryn, bahwa kami melakukan hal-hal dengan karakter, dengan integritas, dan bahwa kami tidak menyerah," katanya, melansir Vogue, Senin (9/8/2021).
Felix melahirkan putrinya pada 2018, dan sejak itu ia berterus terang tentang pemulihan dan perjuangannya saat kembali berlatih. Pada 2019, ia putus kontrak dari Nike karena "keadaan yang berkaitan dengan persalinannya."
Pada New York Times, pemegang rekor medali Olimpiade di tim AS ini mengaku menghadapi pemotongan honor 70 persen dalam kerja sama dengan merek sepatu tersebut. "Selama kehamilan saya, saya menghadapi ketidakadilan gender yang tidak dapat saya hindari," katanya.
Baca Juga
Advertisement
"Sponsor saya (Nike) tidak mendukung kehamilan saya dengan cara yang bisa saya banggakan," imbuh Felix. Tanpa sponsor sepatu besar tahun ini, Felix memutuskan mengambil tindakan sendiri.
Alih-alih menemukan sepatu performa yang tepat, ia memutuskan menyalurkan rasa frustrasinya dengan menciptakan sepatu olahraga di bawah merek barunya, Saysh. Merek ini resmi turun ke pasar dengan merilis sneakers Saysh One yang dijual seharga 150 dolar AS (Rp2,1 juta) dan saat ini tersedia untuk pre order.
Felix ingin desain sepatu mereknya berorientasi pada kenyamanan, terinspirasi lebih atletis dari gaya performa sejati, namun tetap elegan dalam tampilan. "(Sepatu) terinspirasi dari garis-garis gaun yang menciptakan bentuk feminin melalui desain yang mengalir," kata Felix tentang siluet sepatu yang ramping, bagian atas yang rendah, dan garis lengkung di bagian sisi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menjembatani Dunia Profesional dan Kasual
Felix menambahkan, "Potongan dari wrap dress juga mengingatkan pada garis yang menunjukkan lintasan lari. Kami ingin menjembatani dunia profesional dan kasual, serta menciptakan sneakers untuk menemani wanita kapan pun dan di mana pun." Jadi atlet profesional diakuinya turut membentuk proses desain.
"Biasanya alas sepatu wanita hanya diperkecil dan diwarnai ulang," katanya. "Kami memahami proporsi dan kebutuhan sebenarnya dari kaki wanita."
Sneakers ini hadir dalam warna putih dan hitam dalam kampanye resmi pertama merek tersebut "I Know My Place." Bagi Felix, kampanye ini memuat pesan pribadi yang sama bermaknanya dengan kisah awal merek tersebut.
"Seperti kebanyakan dari kita, saya diberitahu untuk sadar di mana tempat saya, bahwa pelari harus berlari," ucapnya. "Ini adalah pengalaman serupa bagi banyak wanita yang sering mengecilkan diri agar sesuai dengan peran atau ruang. Kampanye ini mengingatkan kita untuk mengambil ruang untuk hidup dalam kebesaran kita dan berjuang untuk apa yang kita yakini."
Advertisement
Produk untuk Wanita, oleh Wanita
Felix berharap Saysh akan menawarkan "sentuhan" atlet, profesional atau tidak, yang mencerminkan kekuatan dan feminitas. "Di Saysh, wanita berada di garis depan," katanya. "Kami merancang produk untuk wanita, oleh wanita, dan kami bangga memiliki tim mayoritas wanita."
Ia juga rencananya akan meluncurkan Saysh Collective, langganan digital senilai 10 dolar AS (Rp144 ribu) per bulan yang menawarkan video latihan pada konsumen, peluang jaringan, dan banyak lagi. Felix ingin membangun komunitas wanita yang mendominasi olahraga dan tahu bagaimana melakukannya.
"Bagi saya, merek ini mewakili lebih dari sekadar sepatu yang kami pakai atau sebagai komoditas bersaing," katanya. "Ini mewakili harapan, penerimaan, dan kekuatan untuk menciptakan perubahan."
Infografis Kesalahan Ketika Gunakan Masker Cegah COVID-19
Advertisement