Liputan6.com, Jakarta - Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) masih akan semarak pada semester II 2021. Sejumlah perusahaan yang bergerak di sejumlah sektor usaha dinilai menarik untuk dicermati.
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menegaskan, terdapat beberapa sektor yang masih menjadi perhatian masyarakat saat ini, salah satunya teknologi.
Advertisement
"Memang peminat sektor teknologi ini luar biasa sekali, meskipun secara fundamental sudah tidak wajar, karena perusahaan ada yang mengalami kerugian bahkan perusahaan kecil. Tapi secara evaluasi justru besar sekali. Bahkan ada kapitalisasinya yang lebih besar dari BNI maupun Astra," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (9/8/2021).
Selain teknologi, saham yang bisa menjadi perhatian juga datang perbankan dan consumer good karena pertumbuhan ekonomi diprediksi akan mengalami perbaikan.
"Lalu dengan pertimbangan sektor ekonomi akan pulih kembali sektor keuangan pasti akan semakin dibutuhkan sama consumer good," tuturnya.
Senada dengan Wawan, Head of Research PT Panin Sekuritas Tbk, Nico Laurens juga menyebut sektor teknologi masih sangat diminati investor yang ingin melakukan investasi.
"Teknologi masih menarik ya, karena sekarang agak berubah ke commercial companies. Terus semua perusahaan yang bergerak di finansial juga masih menarik," tuturnya.
Tak hanya itu, perusahaan yang mengarah ke renewable energy juga semakin diminati karena potensi pasarnya di masa yang akan datang.
"Jadi yang renewable energy, soalnya ke depannya lebih ke suistable ekonomi, seperti nikel yang support ke elektric car jadi memang prospeknya lebih jelas, jadi lebih menarik," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Saham Lainnya yang Menarik
Sementara itu, selain teknologi, Analis PT Sucor Sekuritas, Hendriko Gani menuturkan, sektor tambang dan perbankan juga menarik. "Perbankan jika memang ekonomi mulai membaik,” ujar dia.
Meski demikian, ada hal yang perlu dicermati pada semester II 2021, salah satunya menurut Hendriko saham-saham kapitalisasi besar yang kembali turun. "Sentimennya masih di teknologi," ujar dia.
Meski demikian, Wawan menyebut, setelah perusahaan melakukan IPO, suntikan dana yang didapatkan tak bisa lagi datang dari investor seperti sebelumnya. Apabila mereka membutuhkan dana, Ia harus melakukan rights issue.
"Kalau memang sebelum IPO butuh suntikan dana baru ya dia tinggal cari investor baru juga, tapi kalau sudah melakukan IPO, apabila membutuhkan dana baru dia harus melakukan right issue, lebih kompleks. Jadi perlu diperhatikan," tutur dia.
Advertisement
Jumlah IPO Meningkat dalam 3 Tahun Terakhir
Sebelumnya, Analyst Pengembangan Calon Perusahaan Tercatat BEI, Kandita Dara menyebut masih terdapat 24 perusahaan yang sedang dievaluasi oleh BEI dan OJK untuk masuk ke pasar modal.
“Untuk tahun ini saja sudah ada 27 perusahaan yang melakukan IPO saham dengan total fund raised Rp7,66 triliun. Ini belum dengan Bukalapak yang akan tercatat besok," ujar dia, Kamis, 5 Agusts 2021.
Setelah Indonesia yang berada di posisi pertama, terdapat Thailand dengan 15 perusahaan yang melakukan IPO hingga kuartal II 2021. Lalu urutan ketiga ada Malaysia dengan 12 perusahaan, Singapura 3 perusahaan dan Filipina 2 perusahaan.
Kandita menuturkan, perusahaan yang menggelar IPO di Indonesia meningkat sejak tiga tahun terakhir. Khusus 2018, BEI mencatat adanya 55 perusahaan yang melakukan IPO.
"Jumlah IPO saham di Indonesia terus meningkat, tiga tahun terakhir cukup tinggi di 2018 ada 57 perusahaan IPO, 2019 ada 55 perusahaan IPO dan 2020 terdapat 51 perusahaan IPO," tuturnya.