Liputan6.com, Berlin - Perusahaan Jerman, BioNTech, menjelaskan bahwa vaksin Pfizer mampu untuk melawan varian Delta dari COVID-19. Meski demikian, ada kemungkinan dosis ketiga dibutuhkan ke depannya.
Chief medical officer BioNTech, Özlem Türeci, menjelaskan bahwa beragam studi menyebut vaksin Pfizer efektif melawan varian-varian yang sedang beredar. Pihaknya juga melihat tak perlu untuk mengubah vaksinnya untuk menangkal varian Delta, tulis laporan Politico, Selasa (10/8/2021).
Baca Juga
Advertisement
Namun, ia juga mengakui bahwa suntikan dosis ketiga bisa semakin memperkuat respons untuk menetralkan virusnya selama enam hingga 12 bulan usai vaksinasi penuh.
Ada pula kemungkinan bakal ada varian-varian lain dalam setahun ke depan. Alhasil, ia berkata hal itu "membutuhkan adaptasi dari vaksinnya."
Saat ini, Pfizer merupakan vaksin yang banyak digunakan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, Singapura, dan Jepang. Arab Saudi juga menjadikan Pfizer sebagai salah satu syarat masuk umrah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksinasi Booster COVID-19 untuk Masyarakat, Kemenkes Tunggu Rekomendasi WHO
Hingga saat ini belum ada rencana mengenai vaksinasi booster COVID-19 pada masyarakat. Hal ini karena masih menunggu perkembangan ilmiah dan rekomendasi World Health Organization (WHO).
"Kita belum ada rencana lebih lanjut menunggu nanti perkembangan scientific dan rekomendasi WHO,kan saat ini WHO merekomendasikan tidak ada dosis ketiga," ungkap Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Berdasarkan rekomendasi ITAGI, vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga COVID-19 untuk masyarakat paling cepat setelah 12 bulan atau tahun depan. Hal tersebut dilakukan karena terjadi penurunan imunitas setelah enam bulan dari penyuntikan kedua vaksin Sinovac.
"Ini baru rekomendasi ITAGI saat ini bahwa vaksinasi dosis ketiga kepada masyarakat paling cepat 12 bulan atau 1 tahun kemudian," kata Nadia pada Sabtu, 7 Agustus 2021 mengutip dari Merdeka.com.
Advertisement