Liputan6.com, Jakarta Beban kerja yang berat dapat memicu terjadinya burnout pada para pekerja atau karyawan. Burnout adalah kondisi stres berat akibat beban pekerjaan.
Menurut psikolog dari aplikasi konseling Riliv, Prita Yulia Maharani, kondisi burnout umumnya ditandai dengan stres berat, frustrasi, kurang motivasi, dan mudah merasa lelah.
Advertisement
Burnout berpengaruh pula pada ketenangan emosional yang akhirnya membuat hasil kerja tidak maksimal. Maka dari itu, Prita menyampaikan bahwa pencegahan burnout sangat diperlukan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memperbaiki budaya kerja.
Simak Video Berikut Ini:
Advertisement
Budaya Kerja dan Kesejahteraan Karyawan
Mencegah burnout sebenarnya sangat mudah dilakukan, kata Prita. Hal ini dapat dimulai dengan memperbaiki budaya kerja.
“Budaya kerja perusahaan yang transparan, atasan selalu mengapresiasi usaha karyawan, dan memperhatikan work life balance akan lebih meningkatkan kesejahteraan karyawan,” katanya.
Ketika lingkungan kerja terasa nyaman, maka kesejahteraan karyawan pun ikut meningkat. Pada akhirnya, hal ini berkaitan pula dengan keinginan karyawan untuk resign yang semakin berkurang.
Interaksi yang Baik
Budaya kerja yang bersahabat juga mencakup komunikasi yang baik antara karyawan dan atasan
Perusahaan dapat mengadakan pertemuan dengan karyawan untuk menangkal ‘penyakit’ pikiran yang disebabkan oleh burnout.
Hal yang dapat dilakukan dalam pertemuan tersebut adalah saling berinteraksi untuk membenahi masalah pekerjaan seperti terkait waktu dan sistem kerja.
Advertisement
Mendengar Suara Karyawan
Karyawan perlu diberi kesempatan untuk memberikan usulan kepada manajer tentang cara mengatur stres dan perasaan letih saat bekerja.
Bila perlu, perhatikan ulang jam kerja di kantor, jika ada karyawan yang masuk kerja jam 8 pagi, tetapi masih belum diizinkan pulang jam 9 malam, maka bicarakan kepada atasan.
“Beri tahu tentang penyesuaian biaya dan dampak burnout pada karyawan. Produktivitas internal perusahaan dapat menurun akibat dampak dari burnout yang mengganggu ketahanan kerja,” kata Prita.
Sedang, pihak perusahaan perlu selalu menampung setiap pendapat dari masing-masing karyawan.
“Suara mereka sangat penting sebagai bahan evaluasi atas kemajuan perusahaan. Dengan begitu, karyawan seakan lebih dihargai agar terhindar dari sikap acuh tak acuh,” kata Prita.
Infografis Ayo Jaga Diri dan Kelola Stres Saat Pandemi COVID-19
Advertisement