Pesan Jokowi saat Peringatan HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia

Presiden Jokowi mengaku situasi ekonomi akan semakin berat pada kuartal III 2021 seiring varian delta COVID-19.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 10 Agu 2021, 12:15 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat Pembukaan Petani dan Penyuluh serta Pengukuhan Duta Petani Milenial dan Petani Andalan secara virtual, Jumat (6/8/2021). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Meski dalam kondisi pandemi COVID-19, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi besarnya transaksi harian di pasar modal. Tercatat, pertumbuhan ini terjadi di tengah pengetatan aktivitas masyarakat.

"Pasar modal memiliki peluang tumbuh lebih baik ketika masuk situasi pandemi dan PSBB pertama serta kedua, nilai transaksi harian di bursa justru meningkat Rp7,5 triliun sampai Rp8 triliun," kata dia saat memberikan sambutan pada kegiatan HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia, Selasa (10/8/2021).

Kenaikan transaksi juga terjadi saat pemerintah memutuskan tak lagi melakukan PSBB. Tercatat transaksi harian normal yang mampu dicatatkan mencapai Rp13,1 triliun setelah PSBB kedua tak lagi dijalankan.

"Bahkan setelah PSBB kedua berakhir nilai transaksi harian bahkan mencapai Rp13,1 triliun. Momentum ini harus selalu dijaga dan tingkat kepercayaan terhadap pasar modal harus jadi prioritas, digitalisasi harus dipercepat, produk, kualitas pelayanan harus terus diperbaiki, penegakan hukum secara tegas dan transparan serta ekosistem nasional harus sama sama kita perbaiki," ujarnya.

Khusus kuartal III 2021, Jokowi mengaku situasi ekonomi akan semakin berat, sehingga masyarakat harus lebih waspada. Tak terkecuali para investor yang ingin transaksi di pasar modal.

"Kita harus waspada, kuartal III 2021 kondisi perekonomian lebih berat, kita tahu di awal bulan Juli varian delta telah memaksa kita memperketat mobilitas masyarakat yang tentu saja berdampak pada ekonomi nasional kita, hal inilah yang harus di waspadai termasuk oleh pasar modal," tuturnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


28 Perusahaan Gelar IPO hingga Agustus 2021

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pandemi COVID-19 masih terjadi pada 2021 tak membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) justru mencatat kenaikan sebesar 2,5 persen sepanjang tahun ini.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan, salah satu faktor utama meningkatnya kinerja IHSG dikarenakan optimisme pasar untuk menghadapi pandemi Covid-19.

"Memasuki tahun kedua pandemi COVID-19, sepanjang tahun 2021 ini kinerja IHSG mengalami kenaikan 2,5 persen yang dipengaruhi oleh bangkitnya optimisme pasar dalam menghadapi pandemi Covid-19," katanya, Selasa, 10 Agustus 2021.

Untuk kinerja tertinggi di tahun ini, Uriep menyebut pada 13 Januari 2021 terjadi kenaikan laju IHSG hingga 7,6 persen atau mencapai 6.435. "Pada 2021 level tertinggi IHSG terjadi pada 13 Januari yakni 6.435 atau naik 7,6 persen dibandingkan akhir tahun 2020 bertepatan dengan vaksinasi Covid-19 di Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pasar modal Indonesia memfasilitasi 28 perusahaan tercatat atau emiten untuk mencatatkan saham di pasar modal Indonesia.

Dengan demikian, 740 perusahaan sudah tercatat di pasar modal Indonesia. Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menuturkan, hal itu merupakan pencapaian tertinggi di ASEAN selama empat tahun berturut-turut. Minggu lalu kita juga mencatat perusahaan unicorn pertama yakni Bukalapak," ujar dia.

Selain itu, nilai efek yang tersimpan di pasar modal meningkat 16,33 persen dan didominasi oleh investor domestik dengan persentase mencapai 59,95 persen. Kemudian, IHSG alami kenaikan sebesar 2,5 persen sepanjang 2021.

Uriep  mengatakan, salah satu faktor utama meningkatnya kinerja IHSG dikarenakan optimisme pasar untuk menghadapi pandemi Covid-19. “Dipengaruhi oleh bangkitnya optimisme pasar dalam menghadapi pandemi Covid-19," ujar dia.

Posisi IHSG tertinggi, Uriep menyebut pada 13 Januari 2021 terjadi kenaikan laju IHSG hingga 7,6 persen atau mencapai 6.435. Hal ini bertepatan dengan vaksinasi COVID-19 di Indonesia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya