11 Juta Warga Wuhan Sudah Tes COVID-19 Akibat Penyebaran Varian Delta

Kota Wuhan mengambil langkah drastis untuk mendeteksi varian Delta.

Oleh ABC Australia diperbarui 10 Agu 2021, 14:56 WIB
Warga mengantre untuk tes virus corona Covid-19 di Wuhan di provinsi Hubei tengah China (3/8/2021). Otoritas di Kota Wuhan, China menggelar tes COVID-19 massal bagi seluruh populasinya. (AFP/STR)

Wuhan - Pemerintah kota Wuhan mengambil langkah dratis untuk melakukan tes COVID-19 kepada jutaan masyarakat. Kurang dari sepekan, 11 juta warga Wuhan sudah dites. 

Dilaporkan ABC Australia, Selasa (10/8/2021), pekan lalu penularan virus corona kembali terjadi di kota tersebut hingga membentuk klaster-klaster baru.

Virus ini pertama ditularkan oleh tujuh orang pekerja migran di Pusat Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Wuhan yang positif COVID-19.

Keesokan harinya, pengetesan COVID-19 massal segera dilakukan di kota yang mencatat kasus pertama virus corona di akhir tahun 2019 tersebut.

Dari tes massal ini, Pemerintah setempat melaporkan ada sembilan orang dalam komunitas  yang positif COVID-19.

"Sejauh ini, sebanyak 11,2858 juta orang telah dites. Pada dasarnya sudah mencakup keseluruhan populasi, kecuali mahasiswa yang berlibur dan sudah meninggalkan kota dan anak di bawah enam tahun," kata Li Tao, wakil sekretaris jenderal pemerintah kota Wuhan.

"Kami akan terus mengecek dan menjadwalkan penduduk yang tidak sempat dites."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


1,6 Miliar Dosis Vaksin

Foto pada 15 Agustus 2020 memperlihatkan orang-orang menonton pertunjukan musik sambil bermain air di sebuah taman air atau water park di Wuhan, provinsi Hubei, China. Mereka berpesta saat Wuhan kembali ke kehidupan normal setelah sempat terdampak parah oleh COVID-19. (STR/AFP)

Sejauh ini, China hanya memvaksinasi warganya dengan vaksin buatannya sendiri. Sudah ada 1,6 miliar dosis vaksin telah diberikan.

Namun, ilmuwan di pemerintahan mengakui vaksin China kurang efektif dalam melawan virus corona walau masih memberikan sedikit perlindungan. 

"Melalui tes asam nukleat ini, sembilan warga di luar petugas karantina yang kini dalam pengawasan, positif COVID-19 dan telah dilarikan ke rumah sakit rujukan untuk dikarantina dan dirawat," ujar Li.

China sempat memegang kendali atas penularan COVID-19 sesaat setelah penyakit tersebut menyebar ke seluruh dunia. 

Penerapan 'lockdown' singkat dan tes massal untuk mengisolasi mereka yang terdampak adalah kunci pengendalian yang selama ini dilakukan pemerintah setempat.

Diketahui kebanyakan kasus COVID-19 yang baru menyebar lagi saat ini adalah varian Delta.


Infografis COVID-19:

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya