Konter Makanan Cepat Saji Era Romawi Kuno Bakal Dibuka untuk Pengunjung

Wisatawan akan berkesempatan untuk melihat konter cepat saji era Romawi kuno berusia 2.000 tahun di Pompeii yang telah diawetkan abu vulkanik selama berabad-abad.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Agu 2021, 07:02 WIB
Gambar yang dirilis pada 26 Desember 2020 menunjukkan termopolium, semacam konter "makanan cepat saji" pinggiran jalan (street food) pada era Romawi kuno, di Pompeii. Dikenal sebagai termopolium, bahasa Latin untuk konter makanan dan minuman panas. (Luigi Spina/Parco Archeologico di Pompei via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Konter makanan cepat saji zaman Romawi kuno di Pompeii, Italia akan dibuka untuk kunjungan wisata pada 12 Agustus 2021. Peninggalan bersejarah di situs arkeologi itu diketahui berusia 2.000 tahun.

Dilansir dari People, Selasa (10/8/2021), menurut Business Insider, konter makanan cepat saji, atau juga disebut thermopolium, ini digali dari reruntuhan peninggalan Romawi. Itu pertama kali ditemukan di situs Regio V Pompeii.

The Guardian melaporkan pada 2020 bahwa konter ini terletak di persimpangan yang dulunya ramai di sudut Silver Wedding Street dan Alley of Balconies. Saat beroperasi berabad-abad lalu, konter ini menyajikan daging babi, ikan, siput, dan daging sapi.

Menurut The Guardian, restoran seperti itu kerap dikunjungi penduduk miskin Pompeii yang tidak memiliki dapur sendiri di rumah mereka. Di thermopolium serupa, menu khasnya terdiri dari "coarse bread dengan ikan asin, keju panggang, kacang-kacangan, dan spicy wine."

Thermopolium Pompeii dianggap sebagai salah satu dari sekitar 80 bangunan serupa di kota tersebut. Namun, reruntuhan yang akan segera dibuka itu menonjol karena kondisinya yang luar biasa.

Konter makanan cepat saji ini telah dilestarikan dengan baik oleh abu vulkanik selama bertahun-tahun. Maka itu, masih memungkinkan untuk melihat lukisan dinding dekoratif di bagian luarnya yang menampilkan gambar nimfa (dalam cerita rakyat Yunani kuno adalah salah satu jenis makhluk legendaris yang berwujud perempuan) dengan kuda.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Saksi Bisu

Foto yang dirilis pada 26 Desember 2020 terlihat konter makanan dan minuman panas di Pompeii, Italia. Jejak kedai makanan berusia hampir 2.000 tahun ini berupa beberapa wadah tembikar yang ditanam di dalam meja dengan lubang melingkar. (Luigi Spina/Parco Archeologico di Pompei via AP)

Massimo Osanna, direktur jenderal di Taman Arkeologi Pompeii, mengatakan, "Selain menjadi saksi kehidupan sehari-hari di Pompeii, kemungkinan analisa yang diberikan oleh thermopolium ini luar biasa karena untuk pertama kalinya kami telah menggali sebuah situs secara keseluruhan."

Pompeii benar-benar terkubur dalam abu dan batu apung pada 79 Masehi setelah letusan Gunung Vesuvius. Akibat kehancuran itu, sekitar 2 ribu--15 ribu orang meninggal dunia, kebanyakan terkubur abu vulkanik.

Bertahun-tahun kemudian, para arkeolog terus mencatat penemuan baru tentang kota kuno. Situs ini menempati peringkat kedua sebagai situs paling banyak dikunjungi di Italia setelah Colosseum.

Dilansir dari Channel News Asia, tim mencatat penemuan pecahan tulang bebek, serta sisa-sisa babi, kambing, ikan, dan siput dalam pot gerabah di dekat konter makanan cepat saji itu. Beberapa bahan diduga dimasak bersama seperti paella era Romawi.


Menu Makanan Cepat Saji

Gambar yang dirilis pada 26 Desember 2020 menunjukkan termopolium, semacam konter "makanan cepat saji" pinggiran jalan (street food) pada era Romawi kuno, di Pompeii. Toko itu ditemukan di situs taman arkeologi Regio V yang belum dibuka untuk umum. (Luigi Spina/Parco Archeologico di Pompei via AP)

Kacang fava yang dihancurkan dan bahan ini umumnya digunakan untuk mengubah rasa anggur, ditemukan di dasar salah satu stoples. Amphorae, menara air, dan air mancur juga ditemukan di samping sisa-sisa manusia, termasuk seorang pria yang diyakini berusia sekitar 50 tahun dan ditemukan di dekat tempat tidur anak-anak.

"Konter (makanan cepat saji) tampaknya telah ditutup dengan tergesa-gesa dan ditinggalkan pemiliknya. Tapi, ada kemungkinan seseorang, mungkin lelaki tertua, tetap tinggal dan meninggal selama fase pertama letusan," kata Osanna pada Kantor Berita Ansa.

"Atau, seseorang yang melarikan diri dari letusan dan terkejut dengan uap yang terbakar tepat saat tangannya memegang tutup panci yang baru saja dibuka," lanjut Osanna. Thermopolium, kata yang berasal dari bahasa Yunani "thermos" untuk panas dan "poleo" untuk dijual, sangat populer di zaman Romawi.


Infografis Diplomasi Lewat Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya