Liputan6.com, Jakarta - Penerima Nobel Perdamaian 1989 Yang Maha Suci Dalai Lama XIV menjawab pertanyaan pelajar Indonesia tentang cara mengatasi kecemasan dan emosi negatif dalam acara daring "Grand Buddha Goes to School – Heart to Heart Conversation with His Holiness Dalai Lama XIV". Ini merupakan pertama kali pemuka agama Buddha tersebut "hadir" di Indonesia sejak melakukan kunjungan kenegaraan pada 1982.
Dalam kunjungan pertamanya kala itu, Y.M.S. Dalai Lama XIV disambut di Jakarta oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu, Adam Malik. Sekarang, ia berkunjung atas undangan Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara (YPPLN/Lamrimnesia) yang bekerja sama dengan komunitas Buddhis Kadam Choeling Indonesia (KCI) untuk berbagi wawasan kepada generasi muda di Indonesia tentang Jataka Mala, karya sastra Buddhis klasik yang terukir di Candi Borobudur.
Advertisement
Acara ini dihadiri sekitar 900 pelajar dari 60 sekolah, universitas, dan organisasi via aplikasi Zoom serta disaksikan lebih dari 2.000 penonton umum via situs dan Youtube Lamrimnesia, termasuk perwakilan Y.M. Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera dari Sangha Theravada Indonesia dan Tim Staf Khusus Presiden RI. Acara ini juga disiarkan dalam 16 bahasa kepada lebih dari 30.000 peserta mancanegara via media sosial resmi Dalai Lama.
Acara yang dimoderatori penulis dan musisi Dewi Lestari ini juga menghadirkan aktor Morgan Oey yang memimpin doa permohonan ajaran dalam tradisi Buddhisme Tibet.
Mendukung Keharmonisan Beragama
"Salah satu komitmen saya adalah mendukung keharmonisan beragama," tutur Y.M.S. Dalai Lama XIV saat membuka sesi. "Semua agama mengandung pesan yang sama, yaitu cinta kasih dan kebaikan hati."
Dalam penjelasan pembuka, Y.M.S. Dalai Lama XIV secara khusus mengajak umat Buddha di Indonesia untuk aktif mempromosikan semangat persatuan umat manusia dan keharmonisan dalam beragama. Ia kemudian menjawab pertanyaan dari pelajar Indonesia yang mencakup beragam topik seperti pandemi, sejarah dan budaya, toleransi dalam beragama, hingga kecemasan yang umum dialami remaja.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Y.M.S Dalai Lama XIV menekankan pentingnya sikap tidak berputus asa dan terus menjaga harapan. Ia juga berpesan agar peserta senantiasa menggabungkan hati baik dengan kecerdasan dalam menghadapi segala permasalahan. Dengan demikian, emosi negatif dapat diatasi dan pikiran positif bisa berkembang.
Advertisement
Meditasi Welas Asih
Di akhir sesi Y.M.S. Dalai Lama XIV mengajak peserta melakukan meditasi welas asih. Ia kemudian memaparkan pesan yang terkandung dalam kisah Jataka, yaitu bahwa satu-satunya cara untuk meraih kebahagiaan adalah dengan membahagiakan orang lain. Ia juga mengatakan bahwa semua yang disampaikan hari ini diajarkan guru Buddhis asal Nusantara abad X bernama Guru Suwarnadwipa Dharmakirti (B. Tibet: Lama Serlingpa).
Y.M.S. Dalai Lama XIV kemudian mengajak peserta membangkitkan tekad sesuai dengan kutipan dari pandit Buddhis bernama Acarya Shantidewa dalam karyanya yang berjudul "Lakon Hidup Sang Penerang" (Bodhisatwa-caryawatara): "Selama angkasa masih ada, dan selama semua makhluk masih ada, semoga saya bisa menetap di dunia ini untuk mengatasi penderitaan semua makhluk."
"Grand Buddha Goes to School – Heart to Heart Conversation with His Holiness Dalai Lama XIV" merupakan acara pembuka dari rangkaian Nusantara Dharma Book Festival (NDBF) 3.0 yang diselenggarakan oleh Lamrimnesia. Dengan tema khusus "Membaca untuk Meningkatkan KetangguhanMental di Kala Pandemi", NDBF 3.0 menghadirkan bazar buku, seminar, bedah buku, dan workshop yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca generasi muda Indonesia. Seluruh acara diselenggarakan secara daring di situs ndbf.lamrimnesia.com & media sosial Lamrimnesia.