4 Fakta Gempa Magnitudo 7,1 yang Guncang Melonguane Sulawesi Utara

Wilayah Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa dengan magnitudo 7,1 pukul 00:46:17 WIB pada Kamis dini hari (12/8/2021).

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 12 Agu 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara diguncang gempa dengan magnitudo 7,1 pukul 00:46:17 WIB pada Kamis dini hari (12/8/2021).

Gempa terjadi pada titik koordinat 6.41 Lintang Utara (LU)-126.74 Bujur Timur (BT). Letak gempa berada 267 kilometer timur laut Melongune, di kedalaman 51 kilometer.

Getaran yang dihasilkan gempa Melonguane ikut dirasakan tiga wilayah sekitar dalam skala bervariasi, dikutip Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dari laman resminya www.bmkg.go.id.

Berdasar data BMKG, wilayah Sangihe dan Bitung menerima getaran dalam skala II-III MMI (Modified Mercalli Intensity). Sementara Talaud dalam skala lebih tinggi yaitu IV MMI.

Skala IV MMI sendiri menggambarkan kondisi guncangan yang dirasakan oleh banyak orang dalam rumah atau beberapa orang di luar rumah, dan gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi. Semakin tinggi skala MMI, potensi dampak bisa semakin besar.

Selama gempa terjadi, masyarakat setempat tetap tenang.

Berikut fakta-fakta terkait gempa yang mengguncang wilayah Melonguane, Provinsi Sulawesi Utara dihimpun Liputan6.com:

 


Tidak Berpotensi Tsunami, Waspada Gempa Susulan

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Gempa dengan magnitudo 7,1 mengguncang Melonguane, Sulawesi Utara pada Kamis, 12 Agustus 2021 pukul 00.46 WIB.

Gempa terjadi pada titik koordinat 6.41 Lintang Utara (LU)-126.74 Bujur Timur (BT). Letak lindu berada 267 kilometer timur laut Melongune, di kedalaman 51 kilometer.

Menurut pengumuman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tidak berpotensi memicu gelombang raksasa atau tsunami.

Meski demikian, warga di sekitar lokasi pusat gempa diminta waspada.

"Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi," demikian peringatan BMKG.

Hingga berita ini diturunkan belum diketahui dampak gempa yang mengguncang Melonguane.

 


Dirasakan di Talaud hingga Bitung

Ilustrasi Gempa (Liputan6.com/Abdillah)

Gempa tersebut dirasakan di Talaud hingga Bitung. Di Talaud, gempa dirasakan dengan skala IV Modified Mercalli Intensity (MMI).

Sementara di Sangihe dirasakan dengan skala II MMI dan Bitung dirasakan dengan skala III MMI.

Menurut literasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), skala IV MMI berarti getaran gempa masuk kategori ringan dan dapat dirasakan banyak orang di dalam rumah serta membuat jendela serta pintu berderik.

Skala III MMI, gempa tergolong lemah cuma menimbulkan getaran di dalam rumah seperti ada truk yang melintas, sedangkan skala II MMI, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

 


Terasa Juga hingga Filipina

Ilustrasi gempa (unsplash)

Getaran juga dilaporkan terasa di perairan Filipina. Berdasarkan informasi situs Volcano Discovery, Kamis (12/8/2021), gempa itu berada di sebelah barat Davao pada pukul 01:46 waktu setempat. Gempa berkedalaman 63 kilometer, sementara USGS menyebut kedalamannya 65,6 km.

Gempa itu memiliki kekuatan magnitudo 7,1, sama persis seperti gempa di Melonguane, Sulut.

Awalnya, ada peringatan tsunami akibat gempa Filipina, namun peringatan itu sudah dicabut. Situasi di laut terpantau ada gelombang-gelombang ombak berukuran kecil.

Di Indonesia, gempa-gempa tersebut juga tidak berpotensi memicu tsunami.

 


Warga Tak Panik, Namun Diminta Hati-Hati

Ilustrasi gempa | Via: liputan6.com

Selama gempa terjadi, masyarakat setempat tetap tenang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud menginformasikan, guncangan dirasakan masyarakat selama 3-4 detik. Saat ini, situasi di Kepulauan Talaud aman dan terkendali.

"Belum ada laporan dampak dari fenomena alam tersebut," info Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana soal gempa tersebut.

Gempa tersebut tidak berpotensi memicu gelombang raksasa atau tsunami. Meski demikian, warga di sekitar lokasi pusat gempa diminta waspada.

"Hati-hati terhadap gempabumi susulan yang mungkin terjadi," demikian peringatan BMKG.

 


Antisipasi Gempa Bumi

Ini yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi.

Sebelum Terjadi Gempa:

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

- Kenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.

- Belajar melakukan P3K dan alat pemadam kebakaran.

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.

- Atur perabotan agar menempel kuat pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

- Siapkan alat yang harus ada di setiap tempat: Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada dalam bangunan: lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan, lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka: Menghindar dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon. Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

- Jika Anda sedang mengendarai mobil: keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Jika Anda tinggal atau berada di pantai: jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan: apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa:

- Jika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

- Periksa lingkungan sekitar Anda. Apabila terjadi kebakaran, apabila terjadi kebocoran gas, apabila terjadi hubungan arus pendek listrik. Periksa aliran dan pipa air, periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan.

- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan). Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.

- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

 

(Cindy Violeta Layan)


Gempa Malang Alarm Bencana Besar Berikutnya?

Infografis Gempa Malang Alarm Bencana Besar Berikutnya? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya