Liputan6.com, Jakarta - Analis masih optimistis untuk saham Bukalapak (BUKA) meski terjadi volatilitas. Hal ini akan didukung dari potensi kinerja ke depan.
"Masih cukup bullish. Untuk sementara volatile karena sudah expected. Investor take profit,” ujar Analis PT Sucor Sekuritas, Paulus Jimny saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (12/8/2021).
Advertisement
Pada penutupan perdagangan Kamis, 12 Agustus 2021, saham BUKA turun 6,76 persen ke posisi Rp 965 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp 2,9 triliun dengan frekuensi perdagangan 77.692 kali.
Ia menuturkan, pelemahan saham Bukalapak yang terjadi masih wajar dan sementara. Jimmy menilai, investor merealisasikan keuntungan setelah saham BUKA mencatatkan auto reject atas (ARA) pada pencatatan perdana, 6 Agustus 2021. Saat itu, saham BUKA naik 24,71 persen ke posisi Rp 1.060 per saham.
"Profit taking. Pada hari pertama ARA,(investor-red) ingin profit taking,” kata Jimmy.
Dalam laporan tim analis Nomura Sekuritas Indonesia antara lain Nicholas Santoso, Sandy Ham, Raymond Kosasih pada 6 Agustus 2021 menyebutkan, ada elemen takut ketinggalan atau fear of missing out (fomo) sehingga mendorong euforia menyambut saham BUKA.
Tindakan keras China baru-baru ini juga memicu investor mencari saham teknologi yang dapat diinvestasikan. “Saham BUKA sebagai pilihan investasi dengan rekomendasi beli dan target harga Rp 1.620,” demikian ditulis dalam riset itu dikutip, Kamis, 12 Agustus 2021.
Dalam laporan itu, target harga memakai perhitungan berdasarkan target bobot yang sama dari EV/GMV sebesar 0,45 kali dan EV/sales growth 0,24 kali untuk gross merchandise value (GMV) dan penjualan pada 2023.
Selain itu, tim analis Nomura menyebutkan e-commerce mendapatkan penerimaan yang luas di Indonesia, ditambah pandemi COVID-19 semakin mempercepat adopsi.
Nomura mencatat pergeseran dari toko tradisional menuju e-commerce terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan akan kenyamanan dan populasi yang relatif muda serta melek digital.
"Oleh karena itu, kami rasa Bukalapak bisa menjadi salah satu pemain e-commerce yang dominan di Indonesia,” tulis riset tersebut.
Nomura menyebutkan, dana hasil IPO sekitar Rp 21,9 triliun sebagian besar digunakan untuk modal kerja. "Kas besar akan memungkinkan BUKA untuk mempertahankan nilai transaksinya serta mempertahankan pangsa pasarnya,” tulis riset itu.
Namun, Nomura juga melihat risiko utama seperti eksekusi dan persaingan dari perusahaan e-commerce lainnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Didukung Ekosistem Digital
Bukalapak didukung dari ekosistem digital. Bukalapak menyediakan ekosistem all commerce. Ekosistem ini menggabungkan layanan keuangan seperti e-money, transfer uang, layanan pembayaran, pembukuan dan produk virtual seperti pembayaran tagihan listrik, voucher game, pulsa, penawaran voucher, dan asuransi. Platform e-commerce tersebut melayani kebutuhan target pasar ritel mikro.
Selain itu, perusahaan telah bermitra dengan pemimpin di jasa keuangan termasuk reksa dana, asuransi untuk memberikan layanan yang lebih menyeluruh. Kemudian ekosistem digital tersebut juga didukung dari ekosistem Grab, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, dan Bukalapak. "Sinergi meliputi efisiensi logistik, pembayaran/e-wallet, dan kemampuan teknologi,” tulis riset tersebut.
Laporan riset itu juga menyebutkan, Bukalapak saat ini salah satu dari tiga pemain e-commerce teratas di Indonesia. “Kami percaya mempertahankan pangsa pasar yang kuat di kota-kota non-tier 1 adalah kunci untuk mewujudkan keuntungan positif,” demikian mengutip riset itu.
Hal tersebut juga didukung ekosistem Mitra Bukalapak yang kuat dengan platform Mitra Bukalapak untuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga jadi pilar ke depan.
Advertisement
Bawa UMKM Naik Kelas
Sebelumnya Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk, Rachmat Kaimuddin menuturkan, perseroan akan fokus optimalkan platform all commerce dan ekosistem yang kini dimiliki untuk membawa UMKM naik kelas.
Rachmat mengatakan, pihaknya punya visi untuk menciptakan fair economy for all dengan cara memberdayakan UMKM.
"Kita ingin UMKM bisa jualan lebih banyak, bisnisnya maju, volumenya lebih tinggi lagi, bisa pakai proses yang lebih modern, dan channel lebih banyak,” ujar Rachmat dalam video konferensi IPO Bukalapak, Jumat, 6 Agustus 2021.
Bukalapak akan terus mencari peluang untuk mengoptimalkan UMKM hingga naik kelas. Hal ini menjadi salah satu yang menjadi andalan Bukalapak, dibandingkan dengan perusahaan ecommerce lainnya.
"Kami juga sadar menjadi yang pertama dengan skala yang besar. Ini banyak yang perlu dipelajari, banyak yang perlu dijelaskan karena mungkin banyak yang belum paham tentang industri ini. Bagaimana menilai perusahaan dan seperti apa model bisnisnya,” ujar Rachmat.