6 Fakta Menarik tentang Dompu, Dulunya Punya Kerajaan Incaran Majapahit

Nama Dompu bahkan disebut dalam Sumpah Palapa Gajah Mada, patih Majapahit.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2021, 08:38 WIB
Potret bekas Istana Kerajaan Dompu di Kelurahan Karijawa, Kabupaten Dompu. (dok. kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Dompu terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya di bagian tengah Pulau Sumbawa. Posisinya berbatasan dengan Kabupaten Bima di sebelah Timur dan Kabupaten Sumbawa di sebelah barat.

Luas wilayah Kabupaten Dompu 232.460 hektare dengan ketinggian kota berkisar antara 15-62 meter di atas permukaan laut. Kabupaten ini terbagi menjadi delapan kecamatan yaitu Kecamatan Dompu, Kecamatan Wojo, Kecamatan Hu’u, Kecamatan Kempo, Kecamatan Kilo, Kecamatan Pekat, Kecamatan Pajo, dan Kecamatan Manggalewa.

Pada 2020, jumlah penduduk kabupaten ini sebanyak 236.665 ribu jiwa. Budaya masyarakat Dompu juga sangat lekat dengan Kabupaten Bima, perbedaannya terletak pada logat dan bahasanya. Seperti Bima, Dompu juga merupakan penghasil susu kuda liar dan madu. 

Kabupaten ini juga sering mengalami banjir di musim hujan karena memiliki 19 sungai besar dengan debit air yang berbeda-beda. Tentunya masih banyak hal-hal menarik lainnya yang dapat dikupas dari Kabupaten Dompu. Berikut enam fakta menarik yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Kerajaan Dompu

Kerajaan Dompu sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sampai masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Bahkan, kerajaan itu menjadi salah satu wilayah incaran Majapahit. Masa lalu Kerajaan Dompu dapat dilihat dari Kitab Pararaton yang menyebutkan kata Padompo dan Kitab Negarakertagama dari zaman Majapahit pada 1365 M.

Menurut Kitab Pararaton, Majapahit menyerang Dompu pada 1357 yang dipimpin oleh panglima perangnya, Gajah Mada. Ia sebelumnya mengucapkan Sumpah Palapa yang berisi tentang sepuluh wilayah Nusantara yang harus mengakui kejayaan Majapahit, termasuk Dompu.

Dikutip dari kanal Regional Liputan6.com, Profesor Arif Munandar dalam tulisannya, Sumpah Palapa Gajah Mada, menyebutkan tujuan sumpah guna membendung pengaruh kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, apalagi pada masa itu (abad ke-14), berdiri kerajaan Ayut’ia (Ayudhya), pengaruhnya sampai ke Myanmar.

Majapahit juga mendapatkan informasi bahwa Tiongkok mau memasuki wilayah kerajaan Dompo. Untuk menghambat laju penguasaan China, salah satu caranya adalah menguasai Kerajaan Dompo.

Pertimbangan lain Majapahit menyerang Dompo adalah faktor kekayaan alamnya. Kerajaan Dompo kala itu memiliki kayu Cendana yang merupakan salah satu komoditi primadona. Selain cendana, Dompo juga mempunyai mutiara. Dompo juga surplus beras, seperti diceritakan turun temurun dalam cerita rakyat. Tanah Dompo subur dan mereka sudah memiiki sistem pengolahannya yang bagus dengan sistem pengelolaan pertanian yang teratur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


2. Bekas Istana Raja Dompu

Desiran ombak di Pantai Lakey, Kabupaten Dompu. (dok. rumahpusbin.kemdikbud.go.id)

Bekas Istana Raja Dompu ini menjadi satu-satunya peninggalan eksistensi Kerajaan Dompo. Terletak di Kelurahan Karijawa, Kabupaten Dompu, istana ini dahulu merupakan tempat tinggal keluarga Sultan Dompu.

Lokasi asli dari Istana Raja Dompu ini terletak di tempat Masjid Agung Baiturrahman Dompu berdiri. Terletak di pinggir jalan raya, dahulu bangunan difungsikan pula sebagai tempat penerimaan tamu, baik tamu keluarga sultan maupun tamu lainnya yang berkunjung.

Bangunan ini terbuat dari perpaduan kayu jati dan kelapa serta berbentuk rumah panggung. Dalam istana ini dibagi enam ruangan dan satu ruangan sebagai loteng di paling atas. Namun, bangunan istana ini telah mengalami perubahan bentuk. Selain perbedaan posisi pada anak tangga, bangunan pada sisi utara dan sisi selatan telah dipotong.

3. Bendungan Tanju

Bendungan Tanju terletak di Kecamatan Manggalewa. Bendungan ini merupakan bendungan pertama yang ada di Kabupaten Dompu. Dua tahun lalu, bendungan ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.

Bendungan ini dapat menampung 18 juta milimeter kubik air yang dapat membantu meningkatkan produk pertanian setempat. Dengan pemandangan alam yang indah, bendungan ini bisa menjadi salah satu tempat wisata.

4. Pantai Lakey

Pantai Lakey terletak di Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu. Pantai ini dikenal karena ombaknya yang menantang. Keunikan ombak di Pantai Lakey ini berhaluan ke kiri, bukan ke kanan seperti ombak-ombak pada umumnya.

Ombak yang berada di pantai ini cukup bervariasi, seperti Cooble Stones, Lakey Peak, Lakey Pipe, dan Periscope. Biasanya, Lakey Peak menjadi pilihan para peselancar mancanegara karena ombak kiri berbentuk terowongan panjangan dan ombak kanan berbentuk gulungan.

Dukungan angin laut yang kencang menggenapi aksi para peselancar di pantai ini. Selain itu, Pantai Lakey ini menyuguhkan pasir pantai putih, ditumbuhi oleh pohon palem, dan dikelilingi terumbu karang yang cantik. Tak heran bila baik wisatawan lokal maupun mancanegara mengaguminya.

 

 


5. Taman Nasional Gunung Tambora

Taman Nasional Gunung Tambora (dok.instagram/@btn_tambora/https://www.instagram.com/p/CObpURmAGmB/Komarudin)

Taman Nasional Gunung Tambora ini terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima. Luas geopark ini sebesar 2.130 kilometer persegi.

Taman ini didominasi oleh Gunung Api Tambora yang masih aktif. Gunung Tambora ini dikenal sebagai kaldera terbesar di dunia. Sejak Juli 2021, Geopark Nasional Tambora masuk dalam nominator seleksi kandidat UNESCO Global Geopark submission 2021 yang akan dilaksanakan oleh Komite Nasional Geopark Indonesia.

 

6. Makanan Khas

Kabupaten Dompu memiliki makanan khas yang bernama Timbu dan Dahi. Timbu dalam Bahasa Dompu diartikan sebagai nasi bumbu dan Dahi merupakan tape ketan. 

Bahan dasar kuliner ini adalah beras ketan. Nasi bumbu menggunakan beras ketan putih diberi bumbu dengan campuran air santan dan dibakar menggunakan akar. Sementara, tape ketan menggunakan beras ketan hitam difermentasi. (Gabriella Ajeng Larasati)


Gempa Lombok

Infografis Ratusan Gempa Guncang Lombok. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya